TEMA
1 : MEMBACA DAN MENULIS KURANG PENTING BAGI SISWA SMK
PRO
:
Saya
setuju jika kemahiran membaca dan menulis kurang penting bagi siswa SMK karena
yang paling dibutuhkan oleh seorang siswa SMK adalah kemampuan yang mumpuni
dalam jurusan yang dia ambil. Kemahiran membaca dan menulis telah diajarkan di
SD,SMP dan sederajat. Sehingga siswa SMK dirasa telah memiliki bekal membaca
dan menulis cukup baik. Siswa SMK harus lebih ditekankan pada pembelajaran
praktek kejuruan, bukan hanya teori dalam bentuk tulisan yang harus dibaca.
Bagi siswa SMK yang memang disiapkan untuk bekerja akan lebih mudah memahami
dan mengingat jika proses pembelajaran dilakukan secara langsung dan dia
terlibat dalam proses tersebut. Jika siswa SMK hanya mementingkan kemahiran
membaca dan menulis maka dia tidak akan siap untuk menghadapi lingkungan di
masyarakat setelah dia lulus dari SMK. Siswa SMK bukan hanya membutuhkan
kemahiran membaca dan menulis namun yang lebih penting adalah siswa SMK harus
mampu berbicara didepan umum. Yang lebih penting bagi siswa SMK adalah proses
pembangunan karakter dan mental. Dia mampu untuk membaca dan menulis namun
tidak berani untuk tampil didepan umum dan
sulit untuk bergaul, hal ini akan mempersulit dia untuk mendapatkan
pekerjaan setelah lulus dari SMK. Karna pada akhirnya siswa SMK dapat dikatakan
lulus bukan berdasarkan ujian membaca maupun menulis namun bagaimana kemampuan
dia dalam jurusan yang dia ambil.
Kontra
:
Saya
tidak setuju jika kemahiran membaca dan menulis kurang penting bagi siswa SMK.
Membaca adalah salah satu kunci kesuksesan, banyak sekali manfaat dari membaca.
Kita dapat mengetahui berbagai macam hal yang belum kita ketahui sebelumnya
dengan membaca. Begitu pula kemahiran menulis ,kedua hal tersebut sangat
menunjang prestasi siswa SMK. Siswa SMK yang rajin membaca dan menulis pasti
memiliki pengetahuan yang luas. Sehingga mampu bersaing dengan siswa yang lain.
Untuk menunjang kemampuan dalam jurusan ,siswa SMK harus mempunyai kemahiran
membaca dan menulis
TEMA
2 : Bahasa gaul memperkaya bahasa Indonesia.
PRO
:
Bahasa Gaul, Ekspresi Setiap Zaman. Ivan Lanin, penulis Kateglo (kamus,
tesaurus dan glosarium) bahasa Indonesia Ivan berkomentar, bahasa sebenarnya
merupakan alat pergaulan. Bahasa selalu berkembang dari masa ke masa. Sekarang
yang jadi tren adalah bahasa alay. Bahasa gaul sendiri, kata Ivan, sudah ada
sejak dulu. Kita mengenalnya dengan sebutan bahasa prokem. Bahasa prokem yang
berkembang di Indonesia awalnya berasal dari bahasa Indonesia yang mengalami
penyimpangan pemakaian kata oleh kaum remaja pada saat itu. Masih ingat
kata ‘akika’ (saya) atau “titi dj” (hati-hati di jalan)? Ini contoh bahasa gaul
yang dipopulerkan Debby Sahertian di akhir era ’90-an. munculnya bahasa gaul
umumnya diciptakan oleh komunitas tertentu sebagai alat berkomunikasi secara
rahasia. Mereka dengan kreatif merancang kata-kata baru. Ivan menambahkan,
sebuah milis atau komunitas daring (online) biasanya memiliki kebiasaan khas.
Misalnya, sapaan ’Gan’ dalam kalimat, “Apa kabar, Gan?” Kata ’Gan’ merupakan
kependekan dari kata ’juragan’, yang diperkenalkan oleh laman komunitas kaskus.
Kata ’nuju’ yang berarti numpang jualan, ’OOT’ berarti out of topic, dan
sebagainya, umum digunakan di milis. Menurut Ivan, bahasa alay atau bahasa gaul
apa pun seharusnya tidak dianggap ancaman yang merusak kaidah berbahasa.
Sebaliknya, bahasa alay justru memperkaya bahasa Indonesia. Ia mencermati,
perkembangan bahasa Inggris jauh lebih cepat ketimbang bahasa Indonesia.
Sehingga, bahasa Inggris menjadi kaya akan kosakata baru. CONTOHNYA
nge-tweet untuk aktivitas di twitter. menurut raditya dika selaku penulis yang
terkenal saat ini beliau berkomentar karya fiksi chicklit yang sering kali
menggunakan ragam bahasa gaul Raditya mengatakan, “Saya rasa chicklit tidak
mengesampingkan kaidah EYD, tetapi hanya menyerap istilah gaul di kalangan anak
muda. Pembacanya juga kebanyakan anak muda. Jika menggunakan bahasa baku,
kadang-kadang pesannya malah tidak sampai. “Bahasa gaul membuat kegiatan
komunikasi menjadi lebih menyenangkan, lucu, seru, tidak jadul, dan tidak
garing tentunya. Variasi-variasi bahasa ini sebaiknya tidak dikecam. Jika orang
membuat novel remaja atau lagu menggunakan bahasa yang kaku, siapa yang mau
membeli?” Pengajar program studi
bahasa Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Dr.
Felicia N. Utorodewo MENGATAKAN fenomena bahasa gaul yang muncul dalam
masyarakat tak usah dikhawatirkan, karena sifatnya musiman.buktinya tiap tahun
bhasa gaul itu berbeda2 pada tahun 60n bahasa gaul contohnya wakuncar, indehoy
dll, sedangkan ditahun 2015n yaitu kata agan, bro,bingo, sista, dll seperti
kata banget yang mengalami perubahan dari -> banget – bangets – beud –
bingit – dan binggo Apa yang muncul sekarang, bukan tak mungkin nantinya akan
tenggelam dengan sendirinya. “Bahasa gaul ini bersifat main-main, bukan
perkembangan bahasa. Lebih tepatnya tren yang sifatnya rekreatiF.
Sehingga tak perlu dirisaukan.
KONTRA
:
Pengajar
program studi bahasa Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas
Indonesia, Dr. Felicia N. Utorodewo MENYATAKAN Masalahnya, kata Felicia,
penggunaan bahasa gaul sering tidak pada tempatnya, terutama para remaja.
“Celakanya, remaja kadang tak bisa membedakan cara penulisan yang harus
menggunakan kaidah, seperti menulis tugas, mengirim SMS untuk guru atau orang
tua. Bahasa alay sah digunakan hanya dalam pergaulan sehari-hari,” dalam
menggunakan bahasa nonformal juga ada etikanya. Masalahnya, di bahasa nonformal
ini sering kali terjadi penghilangan kata yang mengakibatkan perubahan makna.
Misalnya, ‘‘Kamu bebek?’’ Sekilas cara penulisannya benar, namun artinya jadi
lain. Seharusnya ditulis, “Kamu mau makan bebek?” jadi akan menjadi
ambigu dan tidak baik untuk digunakan karna faktanya bahasa non formal tidak
digunakan dengan baik dan sesuai tempat. Bahasa merupakan Instrumen penting
dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa kita bisa berkomunkasi satu sama
lain. Meski seolah-olah bahasa itu tidak penting tetapi, adalah mustahil
manusia hidup tanpa bahasa. Oleh karena demikian berartinya sebuah bahasa
sehingga perlu untuk menghormati dan menjunjung tinggi bahasa, seperti yang
tercantum dalam Sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 yang berbunyi “Kami
putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Lalu
bagaimana kita menghormati bahasa khususnya Bahasa Indonesia? Mengingat pada
jaman post modern sekarang ini, pengaruh globalisasi demikian dahsyat, termasuk
pengaruh berbahasa dalam kehidupan sehari-hari atau bahasa informal. Penggunaan
bahasa alay telah dikritik oleh beberapa pecinta Bahasa, meski sampai saat ini
masih pro dan kontra. Sebagian dari kita ada yang antipati terhadap bahasa alay
karena bahasa Indonesia dianggap mulai rapuh dirongrong dengan penggunaan
bahasa alay maupun bahasa gaul.Menurut pandangan saya, penggunaan bahasa alay
ini tanpa disadari telah merusak sendi-sendi kehidupan bermasyarakat yang
menyebabkan kehilangan jati diri Bangsa Indonesia. “Bahasa yang dihormati akan
menjadikan penggunanya dihormati. sebaliknya bahasa yang tidak dihormati maka
penggunanya akan dihancurkan oleh bahasa itu sendiri” hal ini tak terlepas dari
sudut pandang agama dimana dikatakan “suara” adalah Tuhan, sehingga apabila
suara itu dicampakkan maka penggunanya juga akan dicampakan. Demikian juga
berlaku untuk tulisan, terlebih lagi tulisan-tulisan atau huruf-huruf kuno
dibuat berdasarkan symbol-simbol alam semesta. Penggunaan bahasa dalam
berkomunikasi dalam masyarakat sebagai pertanda martbat suatu masyarakat. Ada
pepatah bahasa Melayu yang berbunyi “bahasa menunjukkan bangsa”. Maksudnya
antara lain ialah bahwa kesopanan yang terkandung di dalam bahasa itu sering
mencerminkan tingginya peradaban suatu bangsa, atau tingginya martabat seseorang.
Secara singkat, dapat dikatakan bahwa ada beberapa hal dari bahasa itu yang
dapat dipakai untuk menandai maju dan mundurnya kebudayaan suatu bangsa.
Perbendaharaan unsur fonologi dan morfosintaksis kiranya tak dapat dipakai
sebagai cermin kemajuan kebudayaan itu.
Tetapi perbendaharaan kata dan idiom jelas mencerminkan ide dan
pengalaman-pengalaman yang pernah dan sedang dihayati oleh suatu bangsa. Di
samping perbendaharaan kata, berbagai variasi tutur seperti ragam, dialek,
tingkat tutur, register khusus, genre dan tata format yang ada di dalam bahasa
itu pun dengan baik mencerminkan apa yang dialami oleh bangsa di dalam berbagai
segi kehidupannya. Ragam tutur mencerminkan adat sopan santun bangsa sehubungan
dengan sikap-sikapnya terhadap berbagai peristiwa dan situasi bicara.
Keberadaan bahasa alay dianggap kaum muda sebagai alat komunikasi dalam
pergaulan sehari-hari. Baik lisan maupun tulisan, bahasa ini dianggap sebagai
media berekspresi. Namun, tanpa disadari, lama kelamaan bahasa alay bisa mengancam
eksistensi Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan karena semakin jauh
berbeda dengan kaidah-kaidah bahasa yang baik dan benar. munculnya bahasa Alay
juga merupakan sinyal ancaman yang sangat serius terhadap bahasa Indonesia dan
pertanda semakin buruknya kemampuan berbahasa generasi muda zaman sekarang.
Jadi saya tetap tidak setuju bahwa bahasa alay dan bahasa gaul memperkaya
bahasa Indonesia.
Netral
Saya
sependapat bahwa bahasa alay dan bahasa gaul memperkaya bahasa Indonesia dengan
ragam kata yang dimilki. Selain itu bahaa alay dan bahasa gaul juga membuat
bahasa Indonesia menjadi tidak kaku dan membosankan.Kita dapat memilih varian
kata dari bahasa gaul dan bahasa alay yang memilki makna sama.
Namun
pihak kontra juga benar bahwa bahasa alay dan bahasa gaul tidak sesuai dengan
bahasa ibu kita, bahkan akan melunturkan bahasa Indonesia jika penggunaannya
melebihi batas normal. Penggunaan yang tidak disesuaikan dengan kondisi juga
akan menimbulkan ketidaknyamanan bagi pendengarnya.
Maka
dari itu bahasa alay dan bahasa gaul dapat memperkaya bahasa Indonesia dengan
tetap mempertahankan jati diri bahasa inonesia yaitu dengan menyamakan
kuantitas penggunaannya dan menyesuaikan dengan kondisi yang ada.
TEMA
3 :Penggunaan bahasa asing dalam tulisan karya ilmiah mencerminkan kualitas
keilmuan penulisnya.
PRO : Saya setuju bahwa penggunaan bahasa asing dalam
tulisan ilmiah mencerminkan kualitas keilmuan penulisnya. Kualitas keilmuan
didukung oleh pemakaian bahasa dalam tulisan ilmiah yang bervariatif. Penggunaan
bahasa asing mempunyai sumbangan yang tidak kecil terhadap kualitas tulisan
ilmiah. Orang mampu berbahasa asing pasti membutuhkan pengorbanan yang luar
biasa sehingga dia menjadi orang yang berbeda dari kebanyakan lainnya.
Penggunaan bahasa asing merupakan pemakaian bahasa yang mencerminkan sifat
keilmuan dan menjadi ungkapan yang tepat bagi kerumitan pemikiran dalam karya
ilmiah. Dari pemakaian bahasa asing bukan saja tercermin sikap ilmiah,
melainkan juga kehati-hatian, kecendekiaan, kecermatan, kebijaksanaan, dan
kecerdasan dari penulisnya. Penggunaan bahasa asing yang digunakan dalam
penulisan tulisan ilmiah dapat berfungsi sebagai bahasa yang digunakan untuk
memaparkan fakta, konsep, prinsip, teori atau gabungan dari keempatnya, bahasa
asing dapat menjadi media yang efektif untuk komunikasi ilmiah, baik secara
tertulis maupun lisan. Kualitas keilmuan seseorang dapat dilihat dari
penggunaan bahasa yang digunakan semakin banyak ilmu yang dimiliki, bahasa yang
digunakan pasti akan berbeda dengan orang yang berpendidikan rendah yang
mempunyai sedikit ilmu. Penggunaan bahasa asing menunjukkan bahwa penulis
tulisan ilmiah memiliki wawasan yang luas tidak terpaku pada bahasa Indonesia
saja. Dengan menggunakan bahasa asing seseorang dapat dikatakan memilki ilmu
yang lebih dibandingkan mereka yang menulis tulisan ilmiah dengan bahasa
Indonesia. Kualitas keilmuan penulis tulisan ilmiah ditentukan baik buruknya
berdasarkan tulisan yang dibuat karena apa yang ditulis merupakan cerminan dari
kualitas ilmu yang dimiliki. Jadi saya tetap setuju bahwa penggunaan bahasa
asing dalam tulisan ilmiah menrupakan cerminan
KONTRA :
Saya tidak setuju jika penggunaan bahasa asing dalam
tulisan ilmiah mencerminkan kualitas keilmuan penulisnya. Karena belum tentu
penggunaan bahasa asing benar-benar pemikiran murni penulis. Banyak tulisan
ilmiah yang mengutip dari berbagai sumber. Kualitas keilmuan penulis tulisan
ilmiah lebih dipengaruhi pada bagaimana dia menggunakan kalimat-kalimat efektif
yang berbobot dimana kalimat tersebut sesuai dengan materi yang dibahas.
Penggunaan bahasa asing dalam tulisan ilmiah hanya sebagai nilai tambah karena
membuat tulisan ilmiah tidak kaku. Namun tidak dapat menentukan apakah orang
tersebut pintar atau bodoh. Karena kualitas keilmuan seseorang adalah relatif.
Masing-masing orang memiliki kecerdasan dan kemampuan yang berbeda. Ada orang
yang pandai pada salah satu bidang tertentu namun tidak pada bidang yang
lainnya, apakah kita dapat menyimpulkan bahwa orang tersebut bodoh? Tidak, maka
dari itu kita harus tahu bahwa kualitas ilmu seseorang tidak ditentukan oleh
satu factor namun ada banyak factor yang mempengaruhi kualitas keilmuan
seseorang. Jadi jika seorang penulis tulisan ilmiah menggunakan bahasa asing
namun kalimat yang digunakan tidak dapat dimengerti bahkan menjadikan tulisan
tersebut menjadi salah karena penempatan bahasa asing yang tidak sesuai tempat,
maka bukan mencerminkan seorang penulis yang berkualitas justru malah
sebaliknya. Penggunaan bahasa asing tidak mempunyai pengaruh yang besar bagi
tulisan ilmiah karena bagaimanapun yang paling menetukan adalah isi dari
keseluruhan tulisan ilmiah. Jadi saya tetap tidak setuju jika penggunaan bahasa
asing dalam tulisan ilmiah merupakan cerminan kualitas keilmuan penulisnya.
Netral :
Saya sebagai pihak netral berpendapat bahwa
TEMA
4 : Pemerintah daerah perlu mewajibkan para pegawai menggunakan bahasa daerah
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
TEMA 5: PADA HARI-HARI TERTENTU
PEMERINTAH PERLU MEWAJIBKAN PARA PEGAWAI MENGGUNAKAN BAHASA DAERAH DALAM
MEMBERIKAN PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT
PRO : saya setuju apabila pada hari2 tertentu instansi
pemerintah memberlakukan sistem mewajibkan para pegawai menggunakan bahasa
daerah dalam memberikan pelayanan masyarakat. SEBAGAI masayarakat suatu daerah
tentunya kita memiliki suatu bahasa daerah yang kita gunakan dalam kehidupan
sehari2 namun bhs daerah itu mulai luntur exsistansinya di kalangan
masyarkat, yang BAHKAN banyak sekali
anak kecil tidak mengerti bahasa daerah hal ini sangat memprihatinkan, untuk
itu jika layanan masyarakat menggunakan bhs indo maka sedikit demi sedikit bhs
daerah akan trs statif tidak akan tenggelam selain itu bhs derah mmperkaya bhs
indonesia, dngn demikian saya setuju jika pada hari2 tertentu pemerintah daerah
perlu mewajibkan para pegawai menggunakan bahasa daerah dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat.
KONTRA : saya tidak setuju apabila pemerintah daerah
mewajibkan para pegawai negri menggunakan bhs daerah dlm memberikn pelayanan
bagi warga. indonesia terdiri dari banyak khalangan dari banyak daerah banyak
suku yang memiliki beraneka ragam budaya dan bhs tentunya, mari kita pikirkan
misalkan ada warga di dari daerah tertentu pindah ke daerah baru dan dia
meminta pelayanan pada pemintah namun pemerintah melayani dngn bhs daerah maka
disini akan terjadi diskriminasi sosial. Bagaimana tidak dia akan merasa
menjadi org asing di daerah tersebut, dampak negatf dlm hal ini akan
tersendatnya pelayanan masyarakat hanya karena pemaksaan penggunaan bhs daerah,
bukankah telah disebutkan dlm sumpah pemuda bahwa kita kan menjunjung tinggi bhs persatuan bhs indonesia
jadi saya tdk setuju jika pemda menerapkn penggunaan bhs daerah dlm pelayanan
masyrkt untuk itu akan sngt lebih baik jika kntr di daerah ttp memakai bhs
persatuan
Netral : sebagai pihak netral saya setuju
apabila instansi pemerintah daerah menggunakan bhs daerah dlm pelayananny d
hari tertentu bagaimana tidak? SEBAGAI masayarakat suatu daerah tentunya kita
memiliki suatu bahasa daerah yang kita gunakan dalam kehidupan sehari2 namun
bhs daerah itu mulai luntur exsistansinya di kalangan masyarkat, yang BAHKAN banyak sekali anak kecil tidak
mengerti bahasa daerah hal ini sangat memprihatinkan, untuk itu jika layanan
masyarakat menggunakan bhs indo maka sedikit demi sedikit bhs daerah akan trs
statif tidak akan tenggelam selain itu bhs derah mmperkaya bhs indonesia namun
saya juga setuju dengan pendapat yg mengatakan bhwa tag seharusnya pemerintah
mengunakan bhs daerah untk pelayann masyarakt d hari tertentu karena donesia
terdiri dari banyak khalangan dari banyak daerah banyak suku yang memiliki
beraneka ragam budaya dan bhs tentunya, mari kita pikirkan misalkan ada warga
di dari daerah tertentu pindah ke daerah baru dan dia meminta pelayanan pada
pemintah namun pemerintah melayani dngn bhs daerah maka disini akan terjadi
diskriminasi sosial.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24
TAHUN 2009 TENTANG BENDERA, BAHASA, DAN LAMBANG NEGARA, SERTA LAGU KEBANGSAAN BAB
I KETENTUAN UMUM PASAL 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: … 2.
Bahasa Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Bahasa
Indonesia adalah bahasa resmi nasional yang digunakan di seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.