Minggu, 07 Mei 2023

LEGENDA PULAU SEPRAPAT PATI

        LEGENDA PULAU SEPRAPAT PATI

Oleh : maydina putri damayanti


     Pulau ini di sebut Seprapat konon karena Dampo Awang meninggalkan hartanya sebanyak seperempat hartanya di pulau ini. Pulau ini banyak di tumbuhi pohon-pohon tinggi yang rimbun.

     Dulu, konon pulau ini terletak di tengah alur sungai Juwana atau sungai Silugonggo, tapi sekarang pulau tampak menyatu dengan daratan di sebelah barat bantaran sungai Juwana. Mungkin karena terjadi erosi atau pengikisan tanah oleh arus sungai sehingga terjadi penyempitan sungai dan bersatulah pulau Seprapat dengan daratan. Pulau ini mempunyai luas sekira seperempat hektar.

    Pulau ini terdapat di Desa Bendar, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah. Pulau ini terletak dari jalan besar Juwana atau pantura Juwana masuk ke arah utara, dengan menyusuri jalan di pinggir sungai Siluggongo ke arah utara sekira satu kilometer.

    Di pulau ini terdapat makam tua yang merupakan penyebar agama Islam di Juwana dan sekitarnya yang bernama Lodang Datuk. Makam ini dulu diberi cungkup dan tak terawat, tapi sekarang makam ini di pugar bangunannya dan di bangun lagi seperti mushalla.

    Lodang Datuk semasa hidupnya tidak pernah menikah, hanya mengikuti ilmu kanuragan. Oleh karena itu, murid-muridnya menyebutnya Syekh Lodang Datuk Wali Joko.

Sejarah pulau seprapat dimulai  zaman Majapahit ada seseorang yang tidak dikenal. Oleh karena penderitaan yang dialaminya, orang itu pergi merantau dan mengasingkan diri di pulau yang sekarang bernama Pulau Seprapat. Di pulau itu beliau menjalankan pertapaan. Setelah beberapa lama menjalankan pertapaan itu, ia berhasil mendapat pusaka yang sangat berkasiat.

      Adapun khasiatnya adalah dapat menyembuhkan atau mengembalikan segala sesuatu yang telah terpisah. Untuk membuktikan kasiat benda tersebut, ular dipotong menjadi dua, kemudian meletakkan pusaka di atas badan ular yang terpotong. Seketika ular tersebut dapat tersambung dan hidup.

     Setelah kakak perempuannya mencari kian kemari, akhirnya menjumpainya di dalam Pulau Seprapat itu. Ia diajak pulang, tetapi tidak mau. Bahkan ia menceritakan kejadian-kejadian yang telah dialami selama di Pulau Seprapat.

     Untuk membuktikan hasil pertapaan adiknya, benda yang tajam itu hujamkan pada badan adiknya. Pada percobaan pertama setelah dipotong lehernya dapat dipulihkan kembali dengan kesaktian benda tesebut.

     Karena belum percaya dengan kejadian itu maka dibuktikan sekali lagi pada sang adik. Tetapi pecobaan kedua mengalami kegagalan karena setelah dipenggal ternyata bagian kepala adiknya menghilang.

     Oleh karena itu, Sang kakak mencari kepala adiknya. Namun, tidak ketemu. Sang kakak menggunakan kepala kera sebagai ganti kepala adiknya. Dengan menggunakan kesaktian benda tersebut. Kepala kera dapat tersambung ke badannya. Dan adiknya dapat kembali hidup. Akan tetapi berkepala kera. Adiknya yang berkepala kera tadi tinggal di Pulau Seprapat.

     Setelah kembali, kakaknya menceritakan kejadian-kejadian itu kepada tetangga. Ia mengatakan bahwa adiknya di sana tidak hanya berkepala kera saja, tetapi juga penjaga pulau tersebut.

    Di samping itu, adiknya juga menjaga harta benda Dampo Awang yang masih berada di sana yang banyaknya seperempat dari harta bendanya yang ada. Ketika dia kalah dalam pengadaan jago.

    Kakak perempuannya juga mengatakan kepada penduduk bahwa harta benda Dampo Awang itu boleh dimiliki siapa saja ia mau menjadi warga Pulau Seprapat itu.

    Kera-kera di Pulau Seprapat seakan-akan dapat mengetahui atau membedakan orang yang berderajat, daripada orang-orang yang tidak, apabila ada orang-orang yang datang ke sana. 

    Apabila orang tersebut adalah pimpinan, maka kera-kera di sana tidak mau mendekati terlebih dahulu kepada orang-orang tersebut. Sebelum pimpinan atau ketua para kera yang menemuinya. Setelah kepala atau pimpinan kera itu menemui, lalu kera itu berduyun-duyun menemui dengan pimpinan tersebut dengan kejinakannya.

    Orang yang datang kesana biasanya dengan maksud tertentu seperti meramal keinginan. Caranya ialah dengan membawa telur.

    Karena telur adalah makanan  yang sangat disukai kera-kera itu.  Apabila seseorang  datang membawa telur,  dan kera disana memakannya dan dimuntahkan kembali. Ini berarti niatnya yang datang tak terkabul. Namun jika  kera-kera tersebut adalah halus dan jinak dan makan telur dengan lahap maka keinginan yang membawa akan terwujud. 








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Legenda Tangkuban Perahu

  Nama : Nayla Putri Yuantika Humaira Azalia Sasi Ramadhanesya Gunung Tangkuban Perahu Dahulu kala ada seorang raja yang bernama Sumbing...