Kamis, 10 Agustus 2017

Sinopsis Novel “Bumi Manusia” Karya Pramoedya Ananta Toer



Sinopsis Novel “Bumi Manusia” Karya Pramoedya Ananta Toer
Novel ini berisikan sebuah cerita tentang perlawanan kaum pribumi melawan kolonialisme belanda. Cerita ini bermula saat pribumi bernama Minke pemuda pribumi putra seorang bupati yang berkesempatan menempuh pendidikan di H.B.S merupakan salah satu siswa yang pandai. Karakter minke adalah pribumi yang cerdas dan berani melawan penindasan terhadap dirinya. Ia diperolok temannya karena kulitnya berbeda dengan temannya keturunan belanda. Minke sangat mengagungkan eropa dan melupakan budayanya karena merasa eropa jauh lebih baik dalam segala hal.
Minke diajak temannya berkunjung ke Wonokromo sebuah perusahaan dan perkebunan tebu milik Nyai Ontosoroh. Nyai Ontosoroh dipaksa menikah orang tuannya kepada orang belanda, dan dijadikan gundiknya. Awalnya Nyai Ontosoroh menolak dan benci kepada sang suami (Tuan Mellema). Namun seiring berjalannya waktu Tuan Mellema ternyata sangat saying pada Nyai Ontosoroh. Dari sang suami pula Nyai Ontosoroh belajar tentang perusahaan hingga benar-benar berpengalaman sampai seluruh perusahaan yang mengendalikan adalah Nyai Ontosoroh meskipun pada akhirnya . Pernikahan itu melahirkan Annelies yang cantik jelita keturunan jawa-belanda. Pertemuan itulah adalah pertemuan pertama yang membuat Annelies dan Minke jatuh cinta.  Suatu hari Minke diminta Nyai Ontosoroh untuk datang kembali ke Wonokromo karena sejak kepergiannya Annelies sering melamun dan pekerjaannya banyak yang salah. Minke menjadi tempat curahan hati Annelies ia bercerita tentag keluarganya bahwa karena suatu hal ayahnya yang dulu baik berubah karena suatu hal. Yaitu saat anak papanya datang dan memperolok papanya serta menghina mamanya dan menuntut haknya. Sejak itu sang papa jarang pulang dan Nyai Ontosoroh yang mengurus seluruh perusahaan dan perkebunan. Minke semakin dekat dengan keluarga itu. Bahkan Minke dan Annelies diperbolehkan tidur bersama satu ranjang.
Minke dikejutkan saat suatu pagi ia dijemput agen polisi untuk dibawa ke kantor polisi, kemudian Minke naik dokar dan ternyata menuju ke gedung bupati kota B. ternyata saat itu adalah saat dimana ayah Minke diangkat menjadi bupati. Ayahhanda Minke sangat marah karena Minke tak pernah membalas surat dari sang ayah. Selesai berurusan di kota B Minke kembali ke Surabaya namun karena suatu hal demi menjaga kebaikan semuanya Minke tidak ke Wonokromo. Suatu hari Minke mendapat kabar bahwa Annelies sakit keras karena merindukan Minke. Nyai Ontosoroh memasrahkan Annelies pada Minke. Setelah kedatangan Minke Annelies sembuh. Berbagai masalah datang dalam kehidupan Minke dan Annelies. Minke melanjutkan pendidikannya hingga lulus sebagai lulusan terbaik H.B.S ia tak menyangka seorang pribumi berada diatas eropa. Dan di hari bahagia itu minke dan annelies mengumumkan pernikahannya. Pesta pernikahan besar-besaran digelar dengan tata cara islam.
Enam bulan telah terlewati. Keluarga itu lagi-lagi dihantam badai. Annelies dan Nyai menghadap ke pengadilan putih yang memutuskan semua hak-hak kuasa kekayaan Tuan Mallema jatuh pada anak kandungnya. Hal itu membuat keluarga itu sangat terkejut. Juga surat yang menunjukkan bahwa Mauris Mellema menjadi wali bagi Annelies. Dan pengasuhnya di Nederland. Hal ini membuat Minke hampir pingsan. Sejak saat itupun kesehatan Annelies mulai terganggu. Nyai sudah menyepa advokat untuk membantu. Inilah perkara bangsa kulit putih yang menelan pribumi. Nyai dan Minke tak ingin menyerah dalam perkara ini. Mereka terus melawan. Pribumi harus mempertahankan hak-haknya tidak boleh ditindas eropa saja. Semua hal dilakukan Minke untuk mempertahankan Annelies dari menulis, berdemo hingga mengajak forum islam yang membela Minke. Hari terus berlalu sampailah pada saat-saat terakhir dimana Annelies akan pergi Annelies mempunyai permintaan terakhir kepada mamanya untuk mengasuh seorang adik perempuan mirip Annelies. Perempuan erop mulai menarik Annelies ia berjalan lambat-lambat menuruni tangga dalam tuntunan orang eropa. Badannya Nampak sangat rapuh dan lemah. Anneliespun pergi menuju dimana ratu Wilhelnima berkuasa.

Resensi Film Teacher’s Diary terlengkap



Resensi Film

Judul Film          : Teacher’s Diary
                             Kid Teung Wittaya (dalam Bahasa Thai)
Director              : -  Thodsapol
-          Nithiwat Tharathorn
Sutradara            : Nithiwat Tharathorn
Penulis Naskah   : -  Suparuek Ningsanon
-          Nithiwat Tharathorn
-          Sopana Chaoviwatkol
-          Thodsapol Thiptinkorn
Produser             : - Jira Maligool
-          Chenchonnanee Soonthonsaratul
-          Suwimol Techasupinan
-          Wanruedee pongsittasak
Pemeran             :
  • Sukrit Wisetkaew                    sebagai                        Song
  • Chermarn Boonyasak              sebagai                        Ann
  • Sukollawat Kanaros                sebagai                        Nuii
  • Chutima Theepanart                sebagai                        Gigi
  • Musik : Andhika Triyadi
Sinematografi     : Naurel Chokapanitak
Penyunting         : Cesa David Luckmansyah
Distributor          : GTH
Tanggal Rilis      : 20 Maret 2014
Durasi                 : 01:45:16
Negara                : Thailand
Bahasa                : Thai
Genre                 : Romance
Sinopsis             :
Film ini menceritakan tentang seorang guru yang tidak memiliki pengalaman mengajar sama sekali. Tokoh utamanya adalah seorang lelaki mantan atlet gulat bernama Song yang sedang kebinguan mencari pekerjaan dan memutuskan melamar pekerjaan sebagi guru. Karena pada saat itu lowongan guru tidak ada dan Song memaksa agar dipekerjakan akhirnya dikirimlah dia ke cabang sekolah SD di tempat terpencil dengan bangunan serupa perahu, terapung-apung di danau.. Sekolah khusus untuk anak-anak miskin yang hidup di daerah terpencil dengan rata-rata mata pencaharian orang tua sebagai nelayan.
Di saat yang bersamaan dengan itu, terjadi flashback tiga tahun lalu yang menampilkan tokoh wanita bernama Ann, yang menjadi guru SD namun kepala sekolah tidak menyukainya karena membawa contoh yang tidak baik bagi murid-muridnya karena hal sepele, yaitu tato kecil gambar bintang di sekitar tangannya. Kemudian  dikirimlah dia ke cabang sekolah SD di tempat terpencil tersebut. Jadi, pada dasarnya Song ke tempat tersebut menggantikan Ann yang sudah berhenti mengajar di sana. Tanpa sengaja, Song menemukan sebuah buku harian yang ditulis oleh Ann tiga tahun lalu. Isinya segala pengalaman Ann selama mengajar di sekolah tersebut, baik dalam hal pendidikannya, isi hatinya, hingga ke curhatan masalah-masalah percintaannya.
Isi                    :
            Cerita dalam film ini antara masa lalu dan masa kini digambarkan secara beriringan. dimulai saat bu Ann bersama temannya bu Gigi dipindah tugaskan di sekolah apung  yang bernama sekolah kapal karena sekolah tersebut mengapung diatas air danau. Di daerah pedalaman. Banyak sekali rintangan yang dilalui mereka berdua, dari perjalanan ke daerah tersebut sangat jauh dan jalannya rusak. Sama seperti yang dilalui pak song dimasa kini. Setelah menempuh perjalanan yang sangat amat jauh perjalanan masih dilanjutkan dengan naik perahu untuk menyeberangi sebuah danau. Awal cerita dalam film ini banyak disuguhi hal-hal yang berbau komedi dikemas dalam guyonan pada setiap percakapan. Hingga Pak Song menemukan buku harian Bu Ann yang tertinggal di atas papan tulis yang dituliskan tentang keadaan selama ia mengajar di sekolah perahu tersebut.
            Hari pertama tidak ada sama sekali murid yang datang keadaan sekolah juga sangat memprihatinkan tidak ada penerangan, fasilitas tidak memadahi, sinya pun tidak ada, seperti hidup di negeri entah-berantah, dalam  bak air terdapat cicak yang mati , hingga di kamar mandi ada mayat yang telah membusuk karena daerah tersebut berada diatas danau dan sering sekali orang mati karena hanyut. Anak-anak harus dijemput satu per satu untuk sekolah dan Pak Song hanya memiliki empat murid dan semuanya berbeda kelas. Banyak hal yang harus dilakukan Pak Song untuk dapat beradabtasi dan murid-muridnya yang masih terpengaruh akan gaya belajar Bu Ann. Sebagai guru yang tidak memiliki pengalaman mengajar maka hal ini sangat membuat Pak Song kesulitan.
            Anak-anak belajar tidak hanya datang ke sekolah namun hidup juga dalam sekolah tersebut seperti makan dan tidur. Dalam cerita film ini dikisahkan Bu Ann yang memiliki pacar tidak suka jika ia harus hidup ditengah daerah entah-berantah hanya mengajar empat sampai tujuh orang anak. Ia meminta bu Ann untuk kembali ke kota. Dan pacar Bu Ann membenarkan bahwa masalahnya adalah tato di tangan bu Ann. Kepala sekolah memindahkannya ke sekolah kapal tersebut karena Bu Ann bersih keras tidak ingin menhapus tato. Padahal bu Ann adalah guru yang memiliki kemampuan yang luar biasa. Bu Ann juga memiliki ciri khasnya dan cara tersendiri dalam mengajar sehingga membuat siswanya paham karena ia mengunakan prakek langsung tidak secara teoritis. Bu Ann adalah wanita keras kepala diminta kembali pacarnya ia tetap bersisikuku mengajar di sekolah kapal. Bu Ann adalah wanita yang sangat tegar dalam berbagai kekusahan seperti menarik mayat dalam kamar mandi ia lakukan dengan begitu tergar, dan setiap hari ia menuliskan kisahnya dalam buku hariannya tersebut. Bahkan semua kesulitan itu membuat gigi menyerah namun Ann tetap bertahan. Bu Ann tidak pernah menyangka bahwa tatonya tersebut membawanya sejauh ini. Akhirnya pacar Bu Ann menyetujui dan mendukungnya.
Sedangkan Pak Song yang merindukan pacarnya kembali ke kota dan mendapati pacarnya berselingkuh, Pak Song justru ditingalkan kekasihnya karena kekasihnya menganggap masa depan Pak Song suram. Akhirnya Pak Song putus dengan kekasihnya. Dan melanjutkan hidup di sekolah kapal. Di saat terendah hidup Pak Song itulah ia membaca buku diary Bu Ann dan membantunya dalam hidup di sekolah kapal. Pak Song mulai mampu hidup di atas sekolah kapal. ia mulai mampu beradaptasi dengan bantuan buku diary bu Ann. Setiap hari Pak Song mulai membayangkan Bu Ann, mengandai-andai dan ia mulai jatuh cinta pada Bu Ann. Saking penasarannya pak song dengan Bu Ann ia meminta murid-muridnya untuk mencari barang-barang apa saja yang ditinggalkan Bu Ann. Hingga ia terbawa mimpi. Saat bangun dari mimpi sekolah perahu tengah dihantam badai dahsyat dan memporak-porandakan sekolah, membuat seluruh siswa takut dan menangis. Karena badai begitu dahsyat mampu membuat kerusakan yang cukup berat pada sekolah kapal. Ditengah badai, buku harian Bu Ann hampir hilang ditelan badai Pak Song yang memeluk erat muridnya berusaha keras untuk menggapai buku diary tersebut. Karena badai yang begitu dahsyat Pak Song tidak mampu menggapai buku diary tersebut. Saat badai telah lewat Pak Song berenang ke danau dan mengumpulkan serpihan-serpihan buku Bu Ann. Selain itu pak song juga mengeringkan dan mempertebal kembali tulisan dalam buku tersebut yang mulai luntur. Dengan semua murid dan usaha yang tidak mudah Pak Song dan para murid membenahi sekolah perahu.
            Puncak masalah yang terjadi yang dihadapi Bu Ann dan Pak Song adalah ketika salah satu muridnya tidak ingin bersekolah lagi. Saat ditanya apa yang dicita-citakan anak-anak tersebut adalah menjadi nelayan. Padahal seorang guru berharap anak didiknya lebih dari itu. Hal itu membuat Bu Ann benar-benar terpuruk dan menyerah. Ia merasa bahwa seluruh usahanya sia-sia anak pedalaman tidak menginkan hal lebih dari apa yang orang tua mereka lakukan. Misalnya melanjutkan jadi nelayan. Hal itu sangat membuat Bu Ann jatuh. Saat Pak Song membaca bagian diary tersebut kemudia Ia memutuskan untuk kerumah Pong (sang murid) dan mengajaknya sekolah kembali. Pak Song merayu Pong dengan berbagai cara hingga ia mampu sekolah kembali.
            Saat ujian akhir semester semua murid kesulitan dalam menjawab soal apalagi Pak Song memang bukan berlatar belakang pendidikan sebagai guru, ditambah lagi anak-anak dalam satu kelas tidak dalam tingkat kelas yang sama. Hingga saat ia melapor dengan keapala sekolah ia diberi waktu semester lagi untuk memperbaiki nilai muridnya. Jika nilai tetap tidak lulus maka Pak Song akan diberhentikan. Masalah bertambah runyam saat ia tahu bahwa Bu Ann ternyata akan menikah. Itu membuat Pak Song sangat frustasi kemudian Pak Song memutuskan berhenti mengajar di sekolah kapal. Saat Pak Song merasa kehilangan ternyata Bu Ann dikhianati pacarnya sendiri. Dan bu Ann memutuskan kembali mengajar di sekolah kapal.
            Disaat Pak Song sudah tidak ada Bu Ann kembali menemukan buku diarynya dalam keadaan lusuh, hampir rusak dan usang. Ia membuka-bukanya kembali dan tidak percaya bahwa buku diarynya yang bahkan terlupakan, dirawat dan berharga untuk seseorang, saat itu juga mulai tumbuh rasa penasaran pada Pak Song. Bahkan Pak Song juga menulis catatan-catatan kecil dalam diary Bu Ann, itu membuat hati Bu Ann semakin bedebar-debar. Dalam buku diarynya juga pak song mengambarkan betapa bahagianya ia menemukan diary Bu Ann dan menceritakan setiap kejadian yang dialaminya. Pak song menceritakan setiap detail perasaannya bahkan hal yang ia tidak pernah temukan dan bayangkan jika ia harus menjadi guru. Ia benar-benar menemukan dunia baru. Saat ujian akhir berlangsung dan menentukan nasib sekolah tersebut semua murid Pak Song lulus kecuali Pong. Pak Song membesarkan hati Pong dan ia mengatakan bahwa ialah guru yang buruk. Akhirnya Pak Song mengundurkan diri. Pak Song menuliskan rasa terimakasih sebesar-besarnya terhadap buku diary Bu Ann. Yang mengajarkan ia segalanya. Dan meminta maaf karena buku tersebut rusak. Benar saja sekembalinya Bu Ann nilai anak-anak membaik dan lulus semua dan kepala sekolah menyatakan bahwa ia sangat bangga sekali kepada Bu Ann. Saat menghadap kepada kepala sekolah Bu Ann menanyakan bagaimana dengan Pak Song dan kepala sekolah bercerita bahwa beberapa waktu lalu kemari dan merasa bahagia karena Bu Ann kembali ke sekolah kapal. Akhirnya kepala sekolah memberikan surat lamaran pekerjaan dari Pak Song untuk bu Ann. Ia merasa sangat senang sekali.
            Bu Ann mencoba mencari Pak Song dari alamat yang diberikan kepala sekolah namun hasilnya nihil. Dalam mengajar Bu Ann terus berpikir tentang Pak Song dan membayangkan kehadiran Pak Song. Hingga pada suatu hari Bu Ann pergi ke desa dan membeli ikan ia mendapat berita bahwa Pak Song megirim surat untuknya. Hal malang terjadi karena surat tersebut oleh muridnya dihanyutkan. Namun, sang murid menyatakan telah membaca isi surat tersebut dan menyatakan bahwa Pak Song akan kembali liburan sekolah ini. Merasa begitu bahagia, Bu Ann meminta muridnya untuk kerja bakti membersihkan kelas sebersih mungkin. Hingga pada hari itu ditengah penantian bukan Pak Song yang hadir namun mantan kekasih Bu Ann. Bu Ann sangat kecewa tentunya. Akhirnya Bu Ann menyerah pada keadaan dan memilih kembali bersama kekasihnya saat semua murid disekolah kapal lulus.
            Saat perjalanan ke kota bersama kekasihnya Bu Ann mengingat kembali apa yang membuatnya menjadi guru. Bahwa bukan hanya tentang mengajarkan teoritis tapi mampu memberitahu rasa yang tidak pernah dimengerti muridnya juga. Saat itu ia menyadari bahwa ia dan kekasihnya tidak pernah saling mengerti dan semua itu membuatnya tidak harus bersama lagi. Akhirnya Bu Ann memutuskan kembali ke sekolah kapal dan saat itu bertemu dengan pak Song. Akhirnya mereka dapat bertemu dan mewujudkan harapan-harapan  bersama yang selama ini terdenpam.
Kelebihan dan Kekurangan    :
·         Kelebihan                    :
-          Penyajian film ini sangat mudah dicerna tidak sulit dipahami.
-          Awal penyampaian membuat penonton tertarik dan semakin penasaran karena awal penyajian langsung ditampilkan sebuah pokok permasalahan semacam abstrak atau garis besar masalah yang akan dibahas dalam film tersebut.
-          Dalam menit-menit pertama banyak disuguhkan komedi yang sangat segar, namun komedi yang ditampilkan tidak jadul atau tetap fresh.
-          Film Thailand ini mengemas percintaan dengan latar belakang yang berbeda dengan film pada umumnya. Konflik batin yang disuguhkan sangat menyentuh.
-          Memiliki pesan moral yang luar biasa.
·         Kekurangan                 :
-          Alur yang digunakan terlalu maju mundur, sehingga sedikit susah dipahami.
-          Banyak pengulangan permasalahan yang sama, berkali-kali pak Song dan Bu Ann hampir bertemu namun selalu gagal.
-          Seharusnya ada faktor yang lebih realistis yang membuat alasan penantian pak Song lebih kuat. Tidak sekadar sebuah diary.
·         Amanat                      :
Jangan pernah menghakimi sesuatu dari sampulnya. Setiap guru memiliki caranya masing-masing dalam menyampaikan. Guru bukan hanya sekadar memberi materi di kelas. Tapi penuntun sekaligus orang tua yang mendidik muridnya. Guru yang baik adalah guru yang mampu memberi pengalaman seluas-luasnya bagi siwa. Buka sebuah doktrin yang mendewakan nilai akademis semata.

paper yang membahasa tentang Bahasa Daerah adalah Salah Satu Kekayaan Bangsa Bahasa Indonesia adalah Bahasa Pemersatu Bangsa



Bahasa Daerah adalah Salah Satu Kekayaan Bangsa
Bahasa Indonesia adalah Bahasa Pemersatu Bangsa

I.                   Pendahuluan
Bahasa adalah warisan kebudayaan suatu bangsa. Hal tersebut sangatlah masuk akal karena kita dapat  belajar kebudayaan melalui bahasa. Bahasa di Indonesia adalah warisan kebudayaan yang tidak berwujud materi. Sudah sepantasnya, kita sebagai bangsa indonesia harus selalu menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Bangsa Indonesia sangatlah terkenal dengan “hospitality” atau keramah tamahanya. Hal ini adalah suatu ciri khas bangsa yang patut dibanggakan. Bangsa Indonesia terdiri dari beragam suku, budaya, dan agama untuk itu di Indonesia sendiri memiliki banyak sekali bahasa daerah. Tiap daerah memiliki bahasanya sendiri yang merupakan kekayaan bangsa Indonesia. Sebagian memandang keanekaragaman budaya sebagai sesuatu hal yang positif karena bertujuan untuk berbagi kekayaan yang dikandung dalam tiap budaya. Oleh karenanya, menyatukan kita semua melalui berbagai proses pertukaran dan dialog. Bahasa daerah merupakan warisan leluhur yang harus dijaga. Masalah  yang kita hadapi adalah mulai lunturnya rasa cinta terhadap bahasa, saat ini pemuda sebagai pnerus bangsa mulai meninggalkan bahasa daerah dan mengganggap bahasa daerah bahasa yang kolot, dan kuno. Negara kita memiliki idieologi pancasila. Telah diketahui bersama bahwa Pancasil merupakan “Common Denominator” payung bersama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, untuk menghadapi masalah ini sudah seharusnya kita kembali pada pandangan pancasila  sebagai pondasi Negara Indonesia. Bagaimana bersikap terhadap keragamaan bahasa di Indonesia harus sesuai dengan pandangan pancasila, agar tidak luntur dalam menghadapi perkembangan zaman, atau malah justru bahasa daerah yang seharusnya menjadi warisan akan hilang dan tenggelam karena globlalisasi. Dalam tulisan ini penulis ingin menyampaikan bagaimana sehausnya menyikapi bahasa yang beraneka ragam di Indonesia dengan  pandangan pancasila. Serta bagaimana kita dapat menyikapi bahasa daerah yang eksistensinya mulai menurun.

II.                Pembahasan
Bahasa adalah jadi diri bangsa, bahasa merupakan media untuk berkomunikasi dengan sesama, setiap Negara memiliki bahasa ibu yang menjadi pengantar  disetiap sendi kehidupan. Bahasa ibu di setiap Negara akan dijunjung tinggi dan dihargai karena bahasa merupakan harga diri bangsa tersebut.
   Indonesia merupakan Negara kesatuan atau Negara yang majemuk, Indonesia terdiri dari beragam suku, adat, ras, dan sudah dapat dipastikan Indonesia memiliki ragam buadaya yang tak terhitung lagi banyaknya. Dalam satu daerah bisa terdapat lebih dari satu bahasa, lengkap dengan dialek maupun idiolek  yang khas dari masing-masing bahasa. Keragaman bahasa, dialek dan idiolek  jelas mendapat pengaruh dari budaya yang ada dimasyarakat itu sendiri. Beragamnya keanekaragaman bahasa juga harus dijaga erat. Sekarang ini pemuda sebagai penurus bangsa justru merasa malu dan merasa kuno terhadap bahasa daerahnya sendiri. Hal ini sangat ironis anak-anak dari kota saat diajak berbicara menggunakan bahasa daerah tidak paham artinya, bahkan banyak yang mengatakan bahwa bahasa daerah adalah mata pelajaran yang paling tidak disukai karena tidak paham. Hal ini sangat memprihatinkan mengingat bahasa daerah adalah warisan dari nenek moyang. Menyikapi hal ini kita harus bercermin pada idiologi bangsa kita yaitu pancasila. Sebagai idiologi bangsa pancasila merupakan tujuan hidup bangsa ini dan menjadi dasar bangsa ini serta menjadi cita-cita luhur bangsa.
   Selain itu eksistensi bahasa Indonesia semakin hari semakin melorot karena pemuda bahkan dari semua golongan lebih senang menggunakan istilah-istilah asing dibandingkan dengan istilah yang ada dalam bahasa Indonesia itu sendiri. Contohnya adalah penggunaan kata : upload, download, mouse, gadget, online dan offline yang memiliki padanan kata unggah, unduh,tetikus, gawai, daring dan luring.
Jika dikaitkan dengan pancasila dalam pancasila terdapat beberapa hal yang dapat dijadikan pedoman dalam menyikapi masalah tersebut. Diantaranya adalah sila kedua, dan ketigaYaitu : Kemanusiaan yang adil dan beradab, serta  persatuan Indonesia.
1.Dikaitkan dengan sila kedua
Kemanusiaan yang adil dan beradab, dalam sila ini dijelaskan bahwa manusia Indonesia harus  beradab salah satunya adalah dengan bangga menggunakan bahasa daerah, jika bahasa asing dijunjung tinggi dan menjadi bahasa tren mengapa bahasa daerah dianggap kuno, sebagai generasi muda sudah seharusnya kita menjaga dan melestarikan bahasa daerah kita sendiri agar tetap menjadi warisan luhur yang tetap terjaga tidak luntur karena perkembanga zaman.

2.Dikaitkan dengan sila ketiga
Persatuan Indonesia, jangan sampai bahasa yang berbeda-beda justru akan membuat kita pecah,karena perbedaan itulah kita dapat satu sama lain belajar dan menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar atau pemersatu. Jika tiap daerah bersatu melestarikan bahasanya maka bahasa-bahasa di Indonesia akan utuh dan tidak akan luntur seiring perkembangan zaman.
Dari berbagai bahasa yang ada kemudian bangsa Indonesia disatukan dengan bahasa pemersatu, bahasa ibu yaitu bahasa Indonesia. Bangsa Indonesia harus bangga dan menjunjung tinggi bahasa Indonesia. Dengan segala aspek yang ada, seperti pariwisata, budaya dapat digunakan sebagai media untuk menduniakan bahasa Indonesia dan tetap menjaga eksistensi bahasa daerah sebagai warisan leluhur dan kekayaan bangsa Indonesia.

           
III.             Penutup
Pansila meruapakan dasar Negara Indonesia yang mampu bertahan dalam segala kondisi dan mampu mengikuti perkembangan zaman meskipun didalamnya terdapat nilai-nilai luhur. Sebagai payung bersama pancasila merupakan kiblat bangsa Indonesia untuk menentukan kemana bangsa ini akan dibawa. Begitupun dalam memandang tentang keragaman bahasa di Indonesia. Bahasa local yang berbeda-beda harus tetap dijaga eksistensinya agar tidak kalah dengan bahasa asing. Demikian dengan bahasa Indonesia yang saat ini dicampur padukan dengan bahasa asing padahal bahasa Indonesia sendiri memiliki padanan kata dari kata yang diucapkan dalam bahasa asing. Sudah semestinya kita menjaga bahasa daerah karena bahasa daerah merupakan warisan nenek moyang. Dan menjunjung tinggi bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa.













Daftar Pustaka
 diakses pada tanggal 13 april 2017.
diakses pada tanggal 14 april 2017.
diakses tanggal 14  april 2017



Legenda Tangkuban Perahu

  Nama : Nayla Putri Yuantika Humaira Azalia Sasi Ramadhanesya Gunung Tangkuban Perahu Dahulu kala ada seorang raja yang bernama Sumbing...