Jumat, 05 Mei 2023

Asal Usul Desa Blaru Pati

 Blaru, Pati, Jawa Tengah


Asal-usul Desa Blaru Pati

Oleh: dealova rahmadian saba


Blaru adalah desa di Pati, Jawa Tengah, Indonesia. Letak Kelurahan Blaru berada di ujung Selatan Kota Pati. Berbatasan dengan Panjunan, terletak di Jalan Provinsi, blaru terletak sebagai icon kota pati yaitu pentol blaru.

Diceritakan bahwa Adipati Pati wasis Joyokusumo yang merupakan putra Ki Ageng Penjawi bertengkar dengan Panembahan Senopati yang berakhir perang tanding yang dipicu karena kesalahpahaman. Panembahan Senopati mengirimkan pasukannya menuju wilayah Pati terjadilah perang antara Prajurit Pati dan Mataram. Banyak Senopati dan Prajurit dari kedua belah pihak yang gugur, yang pada akhirnya Adipati Pati Wasis Joyokusumo memilih mengakhiri peperangan dengan mengasingkan diri ke gunung Pati desa Palalapan Semarang beserta sisa Prajuritnya. Setelah peperangan selesai para Senopati dan Prajurit Mataram kembali ke Mataram kecuali Senopati Panunggulan, beliau memilih untuk menetap didesa Blarutan yang dulunya masih hutan belantara. Desa yang dulunya bernama Blarutan kemudian berubah menjadi desa blaru. Sekarang makam Senopati Panunggulan atau Ki Ageng Panunggulan dan yang sering disebut oleh warga setempat adalah makam Mbah Panunggulan terletak di masjid Nurul Islam Jl. Mr. Iskandar No.30 Blaru, Kec. Pati, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.



Setiap warga yang terpilih menjadi kepala desa harus datang ke Mbah Panunggulan dan memanjatkan doa di tempat tersebut agar tidak terjadi yang tidak tidak. Jika desa mengadakan acara yang bertujuan memakmurkan desa seperti sedekah bumi atau acara apapun itu tetap harus memanjatkan doa di makam Mbah Panunggulan agar acara berjalan secara lancar dan aman. Dan setiap beberapa sekali harus dibersihkan makam Mbah Panunggulan.



Didekat masjid Nurul Islam dan makam Mbah Panunggulan terdapat Bangunan bersejarah berupa Tugu Pentol dengan bentuk khas yang ada di Kabupaten Pati sebenarnya ada di empat titik. Semua titik itu terletak di kawasan kota. Konon, empat titik itu pada zaman pemerintahan Bupati Pendjaringan digunakan sebagai pembatas antara area dalam dan luar pusat pemerintahan. Saat ini Tugu Pentol tersisa hanya di dua titik saja, yakni Tugu Pentol di jalan Pati-Kayen, Desa Blaru dan jalan Dr. Susanto atau perbatasan antara Desa Randukuning dan Parenggan yang disebut Pentol Godi. Sedangkan dua titik lainnya yang sudah mengalami pembongkaran pada tahun 1980 dan tak tersisa berada di sekitar jalan Panglima Sudirman sekitar Kali Jiglong dan jalan Pati-Juwana sekitar Pertigaan Gemeces.


Tugu Pentol Blaru yang bertuliskan semboyan Pati Bumi Mina Tani memiliki arti yaitu Berdaya upaya menuju identitas Pati yang makmur, ideal, normatif, adil, tertib, aman, nyaman, dan indah.



Sejarah berdirinya Tugu Pentol Godi bermula dari zaman pemerintahan Bupati Pendjaringan. Kata Godi sendiri berarti kain perca yang digunakan sebagai pembatas antara mata tombak dengan pangkal. Dan tombak yang digunakan pada saat itu bernama tombak Kyai Plered.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Legenda Tangkuban Perahu

  Nama : Nayla Putri Yuantika Humaira Azalia Sasi Ramadhanesya Gunung Tangkuban Perahu Dahulu kala ada seorang raja yang bernama Sumbing...