oleh : asti wahyuningtyas
BAB I
PERMASALAHAN
A. LATAR
BELAKANG MASALAH
Penyebaran
Islam di Nusantara tidak terlepas dari pean saudagar muslim, ulama dan mubaligh
melalui proses perdagangan, hubungan sosial dan pendidikan. Para ulama jawa
terbentuk dalam suatu organisasi yang terkenal yang disebut “ WALI SONGO”. Pada
dasarnya wali songo adalah organisasi yang melalui tiga periode. Setiap periode
wali songo selalu berjumlah 9orang. Jika satu meninggal maka akan di ganti lagi
sehingga jumlahnya selalu 9orang. Begitu seterusnya hingga generasi ke-3 dari
wali songo (periode ketiga) setelah itu wali songo tidak di ganti lagi hingga
semuanya meninggal. Beberapa sejarawan menyebutkan bahwa awal masuknya Islam ke
Indonesia pada abad ke -7, ada pula pendapat lain yang mengatakan pada abad
ke-13. Agama Islam dikembangkan oleh para saudagar dari Gujarat, Arab, dan
Persia. Agama ini diterima di Indonesia tidak hanya kalangan bangsawan tetapi
juga tokoh masyarakat dan kepala suku juga kepala adat. Agama islam disebarkan
dari daerah pesisir hingga daerah pedalaman.
Nah, saat ini dengan adanya PENELITIAN tentang asal usul
dan perkembangan islam di desa Sidokerto adalah salah satu dari sekian banyak
cerita sejarah dari desa – desa lain. Dengan adanya penelitian ini akan
menambah pengetahuan bagaimana sejarah perkembangan islam di desa ini, karena
belum banyak bahkan belum ada penelitian khusus tentang perkembangan islam di
desa Sidokerto.
B. IDENTIFIKASI
MASALAH
Berikut beberapa
permasalahan yang perlu dijelaskan dalam Laporan ini, diantaranya :
1. Dimana
letak desa Sidokerto ?
2. Bagaimana
asal – usul desa Sidoketo ?
3. Bagaimana
perkembangan islam di desa Sidokerto ?
C. BATASAN
MASALAH
Penulisan
Laporan ini hanya membahas tentang asal – usul dan perkembangan Islam di desa
Sidokerto. Penulis hanya menguraikan apa yang penulis ketahui tentang ” asal –
usul dan perkembangan Islam di desa Sidokerto” dari beberapa narasumber.
D. TUJUAN
PENELITIAN
Adapun tujuan dari
penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :
-
Meningkatkan
pengetahuan sejarah Desa tersebut.
-
Mengetahui lebih dalam
mengenai sejarah Desa tersebut.
-
Mengetahui lebih detail
asal – usul desa tersebut.
E. MANFAAT
PENELITIAN
Berikut beberapa dari
tujuan penulisan ini, diantaranya :
1. Bagi
Penulis :
ü Meningkatkan
pengetahuan penulis sejarah Desa tersebut.
ü Mengetahui
lebih dalam mengenai sejarah Desa
tersebut.
ü Mengetahui
lebih detail asal – usul desa tersebut.
2. Bagi
Masyarakat :
ü Agar
dapat mengetahui lebih mendalam mengenai
Desa Sidokerto, dan dapat mengetahui asal – usul Desa tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. LETAK
DESA SIDOKERTO
Desa
Sidokerto terletak di kecamatan Pati kabupaten Pati provinsi jawa tengah
Indonesia. Posisinya cukup dekat dari
pusat kota Pati yaitu sekitar 3KM dari alun – alun kota. Jumlah penduduknya
sekitar 4.500 jiwa. Merupakan desa yang damai dan tentram. Masyarakatnya hidup
saling bergotong royong, membantu dan saling menjaga.
Mata
pencaharian utama di desa ini adalah petani. Lahan pertanian di desa ini sangat
subur dan luas dari daerah – daerah lain. Namun sayangnya lahan pertanian mulai
digusur oleh perumahan – perumahan dan di kapling – kapling yang berpindah
fungsi bukan lagi tempat pertanian. Usaha perternakan juga banyak dikembangkan
disini. Dari ternak sapi, kambing, lele dan ayam. Cukup strategis letak desa
Sidokerto maka desa ini juga banyak pendatang dari berbagai derah dan berbagai
profesi baru. Hal ini cukup mempengaruhi pola hidup warga di era globalisasi
seperti ini.
Banyak
kisah yang terjadi dimasa lampau mengenai desa Sidokerto juga kisah asal – usul
masuknya agam islam disini. Namun sangat minim di ketahui masyarakat bahkan
warga desa Sidokerto sendiri. Di perkembangan jaman yang seperti ini masyarakat
cenderung mengabaikan bagaimana sejarah dari desa yang mereka tinggali apalagi
menggali lebih dalam beberapa situs di desa tersebut. Yang lebih ironis warga
desa ini sendiri sudah mulai meninggalkan kebudayaan yang telah dijaga turun –
temurun.
Maka
penulis berharap dengan adanya penelitian ini masyarakat lebih tahu tentang
asal – usul dan perkembangan islam di desa Sidokerto.
B. ASAL
– USUL DESA SIDOKERTO
Desa
Sidokerto memiliki banyak danyang yang menjadi cikal bakal desa Sidokerto.
Diantaranya adalah Mbah Santoso sono, Mbah Rogocetho, Mbah Rogocheti, Ki Ageng
Blotho dan Mbok Rondho kuning. Namun untuk mbok rondho kuning ini sebenarnya
berasal dari desa yang berada tepat disebelah selatan desa sidokerto, yaitu
desa randukuning. Namun pada kenyataannya yang sering disebut – sebut awal mula
desa sidokerto adalah kisah cinta Ki ageng botho dengan mbok rondho kuning. Tidak
hanya sidokerto namun juga awal mula desa Randukuning yang berseberangan dengan
desa Sidokerto. Belum ada bukti bahkan penelitian kuat mengenai desa sidokerto
ini. Menurut narasumber danyang tersebut sakti mandraguna, namun beliau –
beliau hanya turut menjadi babat desa yang sangat kenal dengan asal – usulnya
adalah Ki ageng blotho dan mbok rondo kuning.
Berawal
dari kisah cinta ki ageng blotho inilah desa ini berdiri. Pada jaman dahulu
yang masih belum diketahui dengan jelas pada abad ke-berapa , mbok rondho
kuning adalah seorang janda yang cantik jelita dan kaya raya, kekayaanya
sungguh luar biasa. Bahkan saking kayanya dia memiliki seperangkat gamelan
lengkap (orang jaman dahulu sudah bisa dikatakan sebagai milyader di jaman
sekarang jika sudah memiliki seperangkat gamelan), tanahnya juga sangat banyak
dan luas. Kecantikannya benar-benar tak terkalahkan hingga membuat ki ageng
blotho jatuh cinta. Setalah menjada Dia dicintai oleh ki ageng blotho, ki ageng
blotho adalah seorang yang sakti yang tinggal di seberang desa dari desa mbok
rondho tinggal. Saking cintanya dengan mbok rondho akhirnya ki ageng
memberanikan diri untuk melamar mbok rondho kuning. Mbok rondho kuning sama
sekali tidak mencintai ki ageng blotho beliau masih mencintai mendiang suaminya,
namun mbok rondho sangat takut menolak cinta ki ageng karena ki ageng memang
begitu sakti. Akhirnya mbok rondho mengajukan syarat pada ki ageng blotho. Mbok
rondho bersedia menikah dengan ki ageng setelah kia ageng membersihkan semua
sawah – sawah mbok rondho yang ada di desa sidokerto sampai selesai di bajak,
suatu syarat yang mudah bagi ki ageng blotho akirnya ki ageng blotho pulang
hari demi hari beliau mulai mengerjakan tugasnya. Setelah tugasnya selesai dia
pergi menjumpai mbok rondo kuning dan menagih
janjinya. Mbok rondo masih belum bisa
menerima ki ageng blotho dan mengajukan syarat lagi kepada kia ageng blotho
yaitu meminta ki ageng bloto untuk menyemaikan benih padi di sawahnya dan
menggarap (mengolah) sawah tersebut dari menyemaikan benih hingga selesai di
tanami padi semua. Karna cinta dan hasrat untuk memiliki mbok rondo kuning
sangat luar biasa akhirnya dia menyetujui syarat kedua tersebut. Itu bukti
cinta dari ki ageng blotho.
Setelah
ki ageng menyelesaikan semua persyaratan kedua ki ageng datang lagi menemui
mbok rondho untuk meminta janjinya menerima pingan dari ki ageng blotho. Lagi –
lagi mbok rodho belum bisa mencintai ki ageng dan masih saja sangat takut untuk
menolak cinta ki ageng. Akhirnya dengan berat hati pula mbok rondo mengajukan
permintaan lagi kepada ki ageng blotho. Yaitu untuk melanjutkan mengolah
sawahnya semuanya dari mencabut rumput, menunggui burung hingga selesai panen.
Itulah syarat akir yang di ajukan mbok rondho. Sebenarnya ki ageng kecewa tapi
dia tetap menyanggupi permintaan yang diberikan pujaan hatinya tersebut. Dengan
berat hati pula ki ageng blotho pulang ke desanya dan mulai mengolah sawah mbok
rondho yang ada di desanya tersebut dengan sebaik – baiknya. Berharap mendapat
hasil yang maksimal juga di panen nanti. Hari demi hari berlalu dari benih
telah menjadi tanaman yang subur bahkan berisi butiran beras yang gemuk dan
siap panen. Hari yan ditunggu pun datang akhirnya hari panen raya tiba. Hasil
yang didapat ki ageng blotho sangat memuaskan ki ageng blothopn sangat bangga
dan segera menemui mbok rondho untuk menyerahkan semua hasil panen serta
menagih janjinya. Mbok rondho sangat senang dengan hasil yang diberikan ki
ageng blotho namun beliau masih tidak
sanggup untuk menikahi dengan ki ageng. Akirnya mbok rondo mengatakan bahwa
dengan berat hati dia menolak lamaran ki ageng karna beliau memang tidak
mencintai ki ageng. Ki ageng sendiri sangat terpukul dan marah sekali. Ki ageng
merasa tertipu dan dikhianati oleh mbok rondho akhirnya ki ageng menyabda pada
mbok rondho “seluruh harta kekayaanmu akan menjadi batu” karna kesaktian yang
luar biasa akhirnya seluruh padi yang ada dilubung seluruh kekayaan mbok rondo
hingga gamelannya seluruhnya menjadi batu. Mbok rondhopun sangat terguncang
akan hal ini. Berhari – hari mbok rondo terpikirkan oleh kejadian ini saking
pikirannya mbok rondho akirnya beliau jatuh sakit selama berhari – hari,
keadaan mbok rondo semakin buruk hingga akhirnya beliau menghembuskan nafas
terakir. Sampai sekarang peninggalan berupa seperangkat gong yang menjadi batu
masih ada. Sedangkan ki ageng blotho juga cukup terpukul dengan kepergian mbok
rondo. Orang yang benar – benar di cintainya telah tiada. Ki ageng menyabdakan
dirinya sendiri untuk apa dia hidup, lebih baik pergi dengan orang yang
dicintai. Akhirnya ki agengpun juga ikut meninggal dunia, dan keduanya
dimakamkan di desa Sidokerto.
Karena
orang sakti di desa tersebut sudah meninggal dengan orang yang dicintainya
sangat kaya raya juga meninggalkan banyak tanah di desa sidokerto (desa ki
ageng tinggal) maka desa tersebut dinamakan desa sidokerto. Dengan harapa karna
orangnya yang merupakan keturunan dari orang sakti (cikal bakal dari orang
sakti) serta kekayaan tanah yang subur maka diharapkan desa tersebut menjadi
makmur. Maka disebutlah desa Sidokerto. Sido = jadi , Kerto = makmur. Lebih
makmur lagi karna memiliki juga danyang – danyang yang tak kalah hebat yang
telah disebutkan di atas maka setelah kejadian itu desa sidokerto semakin reja
(makmur).
C. PERKEMBANGAN
ISLAM DI DESA SIDOKERTO
Islam di desa sidokerto sendiri tidak
begitu menonjol. Tidak ada perjalan islam yang cukup signifikan di desa ini.
Juga peninggalan – peninggalannya yang berbau islam sangatlah minim. Menurut
narasumber yang kami wawancaraipun memang sudah dari awal cikal bakal desa
Sidokerto ini pendirinya telah beragama muslim (Mbah Santoso sono, Mbah
Rogocetho, Mbah Rogocheti, Ki Ageng Blotho ). Meskipun islamanya masih sangat mengental jawa.
Kepercayaan yang kuat dimasa itu adalah “PERCAYA YEN PENGERAN IKU ANA” belum dapat di katakan muslim kuat namun
kepercayaan dengan tuhan sudah sangat kental. Sedangkan kata ini pula dapat dimaknai dengan luas. Yang
paling kuat dalam penyebaran islam di desa sidokerto sendiri adalah Mbah andap.
Memang mbah andap tidak tercatat sebagai cikal bakal desa sidokerto sendiri.
Namun beliaulah yang dikenal sebagai penyebar islam yang paling signifikan
disini.
Mbah andap sendiri merupakan murid dari
syeh jafar shodiq ( sunan muria ) mbah mengajar islam dari bercocok tanam
memberi nasehat kepada satu masyarakat ke masyarakat lain. Dalam berdakwah mbah
andap sendiri sangat sabar. Mbah andap berdakwah sesuai realita kehidupan di
sekitar. Dari kata sederhana yang dapat diterima masyarakat yang sesuai dengan
kenyataan hidup islam mulai dipeluk hampir mayoritas disini. Mbah andap dikenal
sebagai sosok yang sangat sederhana dan kendaraanya kuda, yang bisa dikatakan
transportasinya dari tempat di belajar sampai ke desa ini. Setelah selesai
berguru dari sunan muria maka mulailah dia menyebarkan agama islam. Dan sebelum
ada rejane zaman (zaman rame / zaman sudah mulai terbuka) bisa dikatakan 100%
masyarakat desa sidokerto memeluk islam.
Tidak ada catatan kuat lagi dan bukti
yang lebih banyak lagi tentang erkembangan islam di desa Sidokerto ini. Tapi
memang sangat di sayangkan islam disini memang sangat minim apalagi desa
sidokerto cukup berada di tengah kota. Kehidupan warganya sudah sangat tidak
peduli dengan hal – hal masa lampau. Bisa dikatakan perkembangan islam di desa
Sidokerto ini tidak semenonjol dari desa – desa yang lain. Meskipun begitu mayoritas
penduduk beragama islam dan masih menjalankan tradisi – tradisi lama.
D. NARASUMBER
DAN BUKTI PENINGGALAN
ü NARASUMBER
Pak Bayan desa
Nama :
Sugiono
Usia :
42 th
Alamat :
ds. Sidokerto rt5/1 pati
|
ü PENINGGALAN
-peninggalan lumbung padi milik Mbok
Rondho -makam Ki ageng blotho dan Mbok Rondho
Kuning yang ada di Sidokerto
-makam
Ki ageng blotho dan mbok rondho kuning tampak dekat
-peninggalan
batu gong milik mbok rondho kuning sabdaan Ki ageng blotho
Makam
mbah Andap
|
Penggambaran sosok mbah Andap. Yang
beberapa waktu lalu selesai ada haul dan ganti selambu di makamnya.
|
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari
kisah yang sudah diceritakan dari asal – usul desa Sidokerto hingga
perkembangan islam di desa ini dapat dikatakan semua saling terhubung. Antara
satu dan yang lainnya merupakan fase – fase yang terjadi di desa sidokerto.
Dari babat desa hingga pengajaran islam sampai sekarang. Dalam perkembangannya
tidak ada unsur paksaan, pertikaian, perang apalagi pertumpahan darah. Islam
diterima warga dari zaman dahulu sebagai rahmat semesta alam karna memang
ajarannya sangat tepat dengan fitrah sebagai seorang manusia. Hingga saat ini
islam masih dipeluk erat warga disini. Ditengah – tengah gerusan globalisasi
yang mulai melunturkan budaya namun islam tetap dipegang kuat sebagai pedoman
hidup. Bisa di katakan islam yang tidak terlalu menonjol namun mayoritas disini
sebagai cara ibadah yang diingkan masyarakat bahwa urusan agama adalah
langsnung dengan Yang Maha Kuasa. Dihari – hari istimewapun masih di jalankan
upacara keagamaan secara gotong royong. Sampai sekarang ini masyarakatpun hidup
dalam ketentraman.
B. KRITIK
DAN SARAN
ü Seharusnya
pemerintah desa lebih memperhatikan sejarah desanya. Sangat di sayangkan
mencari sumber yang dapat digali saja susah.
ü Pemerintah
desa membangun lagi peninggalan yang ada agar tidak rusak.
ü Warga
sekitar peduli dengan situs yang ada di desa.
ü Semua
pihak turut menjaga situs - situs desa.