Senin, 22 Oktober 2018

penyebaran islam di desa sidokerto kab. pati (asal usul)



oleh : asti wahyuningtyas

BAB I
PERMASALAHAN
A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Penyebaran Islam di Nusantara tidak terlepas dari pean saudagar muslim, ulama dan mubaligh melalui proses perdagangan, hubungan sosial dan pendidikan. Para ulama jawa terbentuk dalam suatu organisasi yang terkenal yang disebut “ WALI SONGO”. Pada dasarnya wali songo adalah organisasi yang melalui tiga periode. Setiap periode wali songo selalu berjumlah 9orang. Jika satu meninggal maka akan di ganti lagi sehingga jumlahnya selalu 9orang. Begitu seterusnya hingga generasi ke-3 dari wali songo (periode ketiga) setelah itu wali songo tidak di ganti lagi hingga semuanya meninggal. Beberapa sejarawan menyebutkan bahwa awal masuknya Islam ke Indonesia pada abad ke -7, ada pula pendapat lain yang mengatakan pada abad ke-13. Agama Islam dikembangkan oleh para saudagar dari Gujarat, Arab, dan Persia. Agama ini diterima di Indonesia tidak hanya kalangan bangsawan tetapi juga tokoh masyarakat dan kepala suku juga kepala adat. Agama islam disebarkan dari daerah pesisir hingga daerah pedalaman.
            Nah, saat ini dengan adanya PENELITIAN tentang asal usul dan perkembangan islam di desa Sidokerto adalah salah satu dari sekian banyak cerita sejarah dari desa – desa lain. Dengan adanya penelitian ini akan menambah pengetahuan bagaimana sejarah perkembangan islam di desa ini, karena belum banyak bahkan belum ada penelitian khusus tentang perkembangan islam di desa Sidokerto.

B.     IDENTIFIKASI MASALAH
Berikut beberapa permasalahan yang perlu dijelaskan dalam Laporan ini, diantaranya :
1.      Dimana letak desa Sidokerto ?
2.      Bagaimana asal – usul desa Sidoketo ?
3.      Bagaimana perkembangan islam di desa Sidokerto ?

C.     BATASAN MASALAH
Penulisan Laporan ini hanya membahas tentang asal – usul dan perkembangan Islam di desa Sidokerto. Penulis hanya menguraikan apa yang penulis ketahui tentang ” asal – usul dan perkembangan Islam di desa Sidokerto” dari beberapa narasumber.

D.    TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :
-          Meningkatkan pengetahuan sejarah Desa tersebut.
-          Mengetahui lebih dalam mengenai sejarah Desa  tersebut.
-          Mengetahui lebih detail asal – usul desa tersebut.

E.     MANFAAT PENELITIAN
Berikut beberapa dari tujuan penulisan ini, diantaranya :
1.      Bagi Penulis :
ü  Meningkatkan pengetahuan penulis sejarah Desa tersebut.
ü  Mengetahui lebih dalam mengenai sejarah Desa  tersebut.
ü  Mengetahui lebih detail asal – usul desa tersebut.
2.      Bagi Masyarakat :
ü  Agar dapat mengetahui  lebih mendalam mengenai Desa Sidokerto, dan dapat mengetahui asal – usul Desa tersebut.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    LETAK DESA SIDOKERTO
Desa Sidokerto terletak di kecamatan Pati kabupaten Pati provinsi jawa tengah Indonesia.  Posisinya cukup dekat dari pusat kota Pati yaitu sekitar 3KM dari alun – alun kota. Jumlah penduduknya sekitar 4.500 jiwa. Merupakan desa yang damai dan tentram. Masyarakatnya hidup saling bergotong royong, membantu dan saling menjaga.

Mata pencaharian utama di desa ini adalah petani. Lahan pertanian di desa ini sangat subur dan luas dari daerah – daerah lain. Namun sayangnya lahan pertanian mulai digusur oleh perumahan – perumahan dan di kapling – kapling yang berpindah fungsi bukan lagi tempat pertanian. Usaha perternakan juga banyak dikembangkan disini. Dari ternak sapi, kambing, lele dan ayam. Cukup strategis letak desa Sidokerto maka desa ini juga banyak pendatang dari berbagai derah dan berbagai profesi baru. Hal ini cukup mempengaruhi pola hidup warga di era globalisasi seperti ini.

Banyak kisah yang terjadi dimasa lampau mengenai desa Sidokerto juga kisah asal – usul masuknya agam islam disini. Namun sangat minim di ketahui masyarakat bahkan warga desa Sidokerto sendiri. Di perkembangan jaman yang seperti ini masyarakat cenderung mengabaikan bagaimana sejarah dari desa yang mereka tinggali apalagi menggali lebih dalam beberapa situs di desa tersebut. Yang lebih ironis warga desa ini sendiri sudah mulai meninggalkan kebudayaan yang telah dijaga turun – temurun.

Maka penulis berharap dengan adanya penelitian ini masyarakat lebih tahu tentang asal – usul dan perkembangan islam di desa Sidokerto.
























B.     ASAL – USUL  DESA SIDOKERTO
Desa Sidokerto memiliki banyak danyang yang menjadi cikal bakal desa Sidokerto. Diantaranya adalah Mbah Santoso sono, Mbah Rogocetho, Mbah Rogocheti, Ki Ageng Blotho dan Mbok Rondho kuning. Namun untuk mbok rondho kuning ini sebenarnya berasal dari desa yang berada tepat disebelah selatan desa sidokerto, yaitu desa randukuning. Namun pada kenyataannya yang sering disebut – sebut awal mula desa sidokerto adalah kisah cinta Ki ageng botho dengan mbok rondho kuning. Tidak hanya sidokerto namun juga awal mula desa Randukuning yang berseberangan dengan desa Sidokerto. Belum ada bukti bahkan penelitian kuat mengenai desa sidokerto ini. Menurut narasumber danyang tersebut sakti mandraguna, namun beliau – beliau hanya turut menjadi babat desa yang sangat kenal dengan asal – usulnya adalah Ki ageng blotho dan mbok rondo kuning.
                                                                                             
Berawal dari kisah cinta ki ageng blotho inilah desa ini berdiri. Pada jaman dahulu yang masih belum diketahui dengan jelas pada abad ke-berapa , mbok rondho kuning adalah seorang janda yang cantik jelita dan kaya raya, kekayaanya sungguh luar biasa. Bahkan saking kayanya dia memiliki seperangkat gamelan lengkap (orang jaman dahulu sudah bisa dikatakan sebagai milyader di jaman sekarang jika sudah memiliki seperangkat gamelan), tanahnya juga sangat banyak dan luas. Kecantikannya benar-benar tak terkalahkan hingga membuat ki ageng blotho jatuh cinta. Setalah menjada Dia dicintai oleh ki ageng blotho, ki ageng blotho adalah seorang yang sakti yang tinggal di seberang desa dari desa mbok rondho tinggal. Saking cintanya dengan mbok rondho akhirnya ki ageng memberanikan diri untuk melamar mbok rondho kuning. Mbok rondho kuning sama sekali tidak mencintai ki ageng blotho beliau masih mencintai mendiang suaminya, namun mbok rondho sangat takut menolak cinta ki ageng karena ki ageng memang begitu sakti. Akhirnya mbok rondho mengajukan syarat pada ki ageng blotho. Mbok rondho bersedia menikah dengan ki ageng setelah kia ageng membersihkan semua sawah – sawah mbok rondho yang ada di desa sidokerto sampai selesai di bajak, suatu syarat yang mudah bagi ki ageng blotho akirnya ki ageng blotho pulang hari demi hari beliau mulai mengerjakan tugasnya. Setelah tugasnya selesai dia pergi menjumpai  mbok rondo kuning dan menagih janjinya. Mbok  rondo masih belum bisa menerima ki ageng blotho dan mengajukan syarat lagi kepada kia ageng blotho yaitu meminta ki ageng bloto untuk menyemaikan benih padi di sawahnya dan menggarap (mengolah) sawah tersebut dari menyemaikan benih hingga selesai di tanami padi semua. Karna cinta dan hasrat untuk memiliki mbok rondo kuning sangat luar biasa akhirnya dia menyetujui syarat kedua tersebut. Itu bukti cinta dari ki ageng blotho.

Setelah ki ageng menyelesaikan semua persyaratan kedua ki ageng datang lagi menemui mbok rondho untuk meminta janjinya menerima pingan dari ki ageng blotho. Lagi – lagi mbok rodho belum bisa mencintai ki ageng dan masih saja sangat takut untuk menolak cinta ki ageng. Akhirnya dengan berat hati pula mbok rondo mengajukan permintaan lagi kepada ki ageng blotho. Yaitu untuk melanjutkan mengolah sawahnya semuanya dari mencabut rumput, menunggui burung hingga selesai panen. Itulah syarat akir yang di ajukan mbok rondho. Sebenarnya ki ageng kecewa tapi dia tetap menyanggupi permintaan yang diberikan pujaan hatinya tersebut. Dengan berat hati pula ki ageng blotho pulang ke desanya dan mulai mengolah sawah mbok rondho yang ada di desanya tersebut dengan sebaik – baiknya. Berharap mendapat hasil yang maksimal juga di panen nanti. Hari demi hari berlalu dari benih telah menjadi tanaman yang subur bahkan berisi butiran beras yang gemuk dan siap panen. Hari yan ditunggu pun datang akhirnya hari panen raya tiba. Hasil yang didapat ki ageng blotho sangat memuaskan ki ageng blothopn sangat bangga dan segera menemui mbok rondho untuk menyerahkan semua hasil panen serta menagih janjinya. Mbok rondho sangat senang dengan hasil yang diberikan ki ageng blotho namun  beliau masih tidak sanggup untuk menikahi dengan ki ageng. Akirnya mbok rondo mengatakan bahwa dengan berat hati dia menolak lamaran ki ageng karna beliau memang tidak mencintai ki ageng. Ki ageng sendiri sangat terpukul dan marah sekali. Ki ageng merasa tertipu dan dikhianati oleh mbok rondho akhirnya ki ageng menyabda pada mbok rondho “seluruh harta kekayaanmu akan menjadi batu” karna kesaktian yang luar biasa akhirnya seluruh padi yang ada dilubung seluruh kekayaan mbok rondo hingga gamelannya seluruhnya menjadi batu. Mbok rondhopun sangat terguncang akan hal ini. Berhari – hari mbok rondo terpikirkan oleh kejadian ini saking pikirannya mbok rondho akirnya beliau jatuh sakit selama berhari – hari, keadaan mbok rondo semakin buruk hingga akhirnya beliau menghembuskan nafas terakir. Sampai sekarang peninggalan berupa seperangkat gong yang menjadi batu masih ada. Sedangkan ki ageng blotho juga cukup terpukul dengan kepergian mbok rondo. Orang yang benar – benar di cintainya telah tiada. Ki ageng menyabdakan dirinya sendiri untuk apa dia hidup, lebih baik pergi dengan orang yang dicintai. Akhirnya ki agengpun juga ikut meninggal dunia, dan keduanya dimakamkan di desa Sidokerto.

Karena orang sakti di desa tersebut sudah meninggal dengan orang yang dicintainya sangat kaya raya juga meninggalkan banyak tanah di desa sidokerto (desa ki ageng tinggal) maka desa tersebut dinamakan desa sidokerto. Dengan harapa karna orangnya yang merupakan keturunan dari orang sakti (cikal bakal dari orang sakti) serta kekayaan tanah yang subur maka diharapkan desa tersebut menjadi makmur. Maka disebutlah desa Sidokerto. Sido = jadi , Kerto = makmur. Lebih makmur lagi karna memiliki juga danyang – danyang yang tak kalah hebat yang telah disebutkan di atas maka setelah kejadian itu desa sidokerto semakin reja (makmur).





















C.     PERKEMBANGAN ISLAM DI DESA SIDOKERTO
Islam di desa sidokerto sendiri tidak begitu menonjol. Tidak ada perjalan islam yang cukup signifikan di desa ini. Juga peninggalan – peninggalannya yang berbau islam sangatlah minim. Menurut narasumber yang kami wawancaraipun memang sudah dari awal cikal bakal desa Sidokerto ini pendirinya telah beragama muslim (Mbah Santoso sono, Mbah Rogocetho, Mbah Rogocheti, Ki Ageng Blotho ). Meskipun  islamanya masih sangat mengental jawa. Kepercayaan yang kuat dimasa itu adalah “PERCAYA YEN PENGERAN IKU ANA”  belum dapat di katakan muslim kuat namun kepercayaan dengan tuhan sudah sangat kental.  Sedangkan  kata ini pula dapat dimaknai dengan luas. Yang paling kuat dalam penyebaran islam di desa sidokerto sendiri adalah Mbah andap. Memang mbah andap tidak tercatat sebagai cikal bakal desa sidokerto sendiri. Namun beliaulah yang dikenal sebagai penyebar islam yang paling signifikan disini.

Mbah andap sendiri merupakan murid dari syeh jafar shodiq ( sunan muria ) mbah mengajar islam dari bercocok tanam memberi nasehat kepada satu masyarakat ke masyarakat lain. Dalam berdakwah mbah andap sendiri sangat sabar. Mbah andap berdakwah sesuai realita kehidupan di sekitar. Dari kata sederhana yang dapat diterima masyarakat yang sesuai dengan kenyataan hidup islam mulai dipeluk hampir mayoritas disini. Mbah andap dikenal sebagai sosok yang sangat sederhana dan kendaraanya kuda, yang bisa dikatakan transportasinya dari tempat di belajar sampai ke desa ini. Setelah selesai berguru dari sunan muria maka mulailah dia menyebarkan agama islam. Dan sebelum ada rejane zaman (zaman rame / zaman sudah mulai terbuka) bisa dikatakan 100% masyarakat desa sidokerto memeluk islam.

Tidak ada catatan kuat lagi dan bukti yang lebih banyak lagi tentang erkembangan islam di desa Sidokerto ini. Tapi memang sangat di sayangkan islam disini memang sangat minim apalagi desa sidokerto cukup berada di tengah kota. Kehidupan warganya sudah sangat tidak peduli dengan hal – hal masa lampau. Bisa dikatakan perkembangan islam di desa Sidokerto ini tidak semenonjol dari desa – desa yang lain. Meskipun begitu mayoritas penduduk beragama islam dan masih menjalankan tradisi – tradisi lama.





















D.    NARASUMBER DAN BUKTI PENINGGALAN

ü  NARASUMBER
Pak Bayan desa
Nama    : Sugiono
Usia       : 42 th
Alamat : ds. Sidokerto rt5/1 pati
 


ü  PENINGGALAN

  
-peninggalan lumbung padi milik Mbok Rondho -makam Ki ageng blotho dan Mbok Rondho
 Kuning yang ada di Sidokerto
-makam Ki ageng blotho dan mbok rondho kuning tampak dekat
  
-peninggalan batu gong milik mbok rondho kuning sabdaan Ki ageng blotho
Makam mbah Andap

Penggambaran sosok mbah Andap. Yang beberapa waktu lalu selesai ada haul dan ganti selambu di makamnya.
 



BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Dari kisah yang sudah diceritakan dari asal – usul desa Sidokerto hingga perkembangan islam di desa ini dapat dikatakan semua saling terhubung. Antara satu dan yang lainnya merupakan fase – fase yang terjadi di desa sidokerto. Dari babat desa hingga pengajaran islam sampai sekarang. Dalam perkembangannya tidak ada unsur paksaan, pertikaian, perang apalagi pertumpahan darah. Islam diterima warga dari zaman dahulu sebagai rahmat semesta alam karna memang ajarannya sangat tepat dengan fitrah sebagai seorang manusia. Hingga saat ini islam masih dipeluk erat warga disini. Ditengah – tengah gerusan globalisasi yang mulai melunturkan budaya namun islam tetap dipegang kuat sebagai pedoman hidup. Bisa di katakan islam yang tidak terlalu menonjol namun mayoritas disini sebagai cara ibadah yang diingkan masyarakat bahwa urusan agama adalah langsnung dengan Yang Maha Kuasa. Dihari – hari istimewapun masih di jalankan upacara keagamaan secara gotong royong. Sampai sekarang ini masyarakatpun hidup dalam ketentraman.


B.     KRITIK DAN SARAN
ü  Seharusnya pemerintah desa lebih memperhatikan sejarah desanya. Sangat di sayangkan mencari sumber yang dapat digali saja susah.
ü  Pemerintah desa membangun lagi peninggalan yang ada agar tidak rusak.
ü  Warga sekitar peduli dengan situs yang ada di desa.
ü  Semua pihak turut menjaga situs - situs desa.

Legenda Tangkuban Perahu

  Nama : Nayla Putri Yuantika Humaira Azalia Sasi Ramadhanesya Gunung Tangkuban Perahu Dahulu kala ada seorang raja yang bernama Sumbing...