Asal – Usul Desa Sidokerto Pati
Desa
Sidokerto terletak di kecamatan Pati kabupaten Pati provinsi jawa tengah
Indonesia. Posisinya cukup dekat dari
pusat kota Pati yaitu sekitar 3KM dari alun-alun
kota. Jumlah penduduknya sekitar 4.500 jiwa. Merupakan desa yang damai dan
tentram. Masyarakatnya hidup saling bergotong royong, membantu dan saling
menjaga. Banyak cerita rakyat yang ada di desa Sidokerto, salah satunya adalah
asal-usul desa Sidokerto itu sendiri.
Desa
Sidokerto memiliki banyak danyang yang menjadi cikal bakal desa Sidokerto.
Diantaranya adalah Mbah Santoso sono, Mbah Rogocetho, Mbah Rogocheti, Ki Ageng
Blotho dan Mbok Rondho kuning. Namun untuk mbok rondho kuning ini sebenarnya
berasal dari desa yang berada tepat disebelah selatan desa sidokerto, yaitu
desa randukuning. Namun pada kenyataannya yang sering disebut – sebut awal mula
desa sidokerto adalah kisah cinta Ki ageng botho dengan mbok rondho kuning.
Tidak hanya sidokerto namun juga awal mula desa Randukuning yang berseberangan
dengan desa Sidokerto. Belum ada bukti bahkan penelitian kuat mengenai desa
sidokerto ini. Menurut narasumber danyang tersebut sakti mandraguna, namun
beliau – beliau hanya turut menjadi babat desa yang sangat kenal dengan asal –
usulnya adalah Ki ageng blotho dan mbok rondo kuning.
Berawal
dari kisah cinta ki ageng blotho inilah desa ini berdiri. Pada jaman dahulu
yang masih belum diketahui dengan jelas pada abad ke-berapa , mbok rondho
kuning adalah seorang janda yang cantik jelita dan kaya raya, kekayaanya
sungguh luar biasa. Bahkan saking kayanya dia memiliki seperangkat gamelan
lengkap (orang jaman dahulu sudah bisa dikatakan sebagai milyader di jaman
sekarang jika sudah memiliki seperangkat gamelan), tanahnya juga sangat banyak
dan luas. Kecantikannya benar-benar tak terkalahkan hingga membuat ki ageng
blotho jatuh cinta. Setalah menjada Dia dicintai oleh ki ageng blotho, ki ageng
blotho adalah seorang yang sakti yang tinggal di seberang desa dari desa mbok
rondho tinggal. Saking cintanya dengan mbok rondho akhirnya ki ageng
memberanikan diri untuk melamar mbok rondho kuning. Mbok rondho kuning sama
sekali tidak mencintai ki ageng blotho beliau masih mencintai mendiang
suaminya, namun mbok rondho sangat takut menolak cinta ki ageng karena ki ageng
memang begitu sakti. Akhirnya mbok rondho mengajukan syarat pada ki ageng
blotho. Mbok rondho bersedia menikah dengan ki ageng setelah kia ageng
membersihkan semua sawah – sawah mbok rondho yang ada di desa sidokerto sampai
selesai di bajak, suatu syarat yang mudah bagi ki ageng blotho akirnya ki ageng
blotho pulang hari demi hari beliau mulai mengerjakan tugasnya. Setelah
tugasnya selesai dia pergi menjumpai
mbok rondo kuning dan menagih janjinya. Mbok rondo masih belum bisa menerima ki ageng
blotho dan mengajukan syarat lagi kepada kia ageng blotho yaitu meminta ki
ageng bloto untuk menyemaikan benih padi di sawahnya dan menggarap (mengolah)
sawah tersebut dari menyemaikan benih hingga selesai di tanami padi semua.
Karna cinta dan hasrat untuk memiliki mbok rondo kuning sangat luar biasa
akhirnya dia menyetujui syarat kedua tersebut. Itu bukti cinta dari ki ageng
blotho.
Setelah
ki ageng menyelesaikan semua persyaratan kedua ki ageng datang lagi menemui
mbok rondho untuk meminta janjinya menerima pingan dari ki ageng blotho. Lagi –
lagi mbok rodho belum bisa mencintai ki ageng dan masih saja sangat takut untuk
menolak cinta ki ageng. Akhirnya dengan berat hati pula mbok rondo mengajukan
permintaan lagi kepada ki ageng blotho. Yaitu untuk melanjutkan mengolah
sawahnya semuanya dari mencabut rumput, menunggui burung hingga selesai panen.
Itulah syarat akir yang di ajukan mbok rondho. Sebenarnya ki ageng kecewa tapi
dia tetap menyanggupi permintaan yang diberikan pujaan hatinya tersebut. Dengan
berat hati pula ki ageng blotho pulang ke desanya dan mulai mengolah sawah mbok
rondho yang ada di desanya tersebut dengan sebaik – baiknya. Berharap mendapat
hasil yang maksimal juga di panen nanti. Hari demi hari berlalu dari benih
telah menjadi tanaman yang subur bahkan berisi butiran beras yang gemuk dan
siap panen. Hari yan ditunggu pun datang akhirnya hari panen raya tiba. Hasil yang
didapat ki ageng blotho sangat memuaskan ki ageng blothopn sangat bangga dan
segera menemui mbok rondho untuk menyerahkan semua hasil panen serta menagih
janjinya. Mbok rondho sangat senang dengan hasil yang diberikan ki ageng blotho
namun beliau masih tidak sanggup untuk
menikahi dengan ki ageng. Akirnya mbok rondo mengatakan bahwa dengan berat hati
dia menolak lamaran ki ageng karna beliau memang tidak mencintai ki ageng. Ki
ageng sendiri sangat terpukul dan marah sekali. Ki ageng merasa tertipu dan dikhianati
oleh mbok rondho akhirnya ki ageng menyabda pada mbok rondho “seluruh harta
kekayaanmu akan menjadi batu” karna kesaktian yang luar biasa akhirnya seluruh
padi yang ada dilubung seluruh kekayaan mbok rondo hingga gamelannya seluruhnya
menjadi batu. Mbok rondhopun sangat terguncang akan hal ini. Berhari – hari
mbok rondo terpikirkan oleh kejadian ini saking pikirannya mbok rondho akirnya
beliau jatuh sakit selama berhari – hari, keadaan mbok rondo semakin buruk
hingga akhirnya beliau menghembuskan nafas terakir. Sampai sekarang peninggalan
berupa seperangkat gong yang menjadi batu masih ada. Sedangkan ki ageng blotho
juga cukup terpukul dengan kepergian mbok rondo. Orang yang benar – benar di
cintainya telah tiada. Ki ageng menyabdakan dirinya sendiri untuk apa dia
hidup, lebih baik pergi dengan orang yang dicintai. Akhirnya ki agengpun juga
ikut meninggal dunia, dan keduanya dimakamkan di desa Sidokerto.
Karena
orang sakti di desa tersebut sudah meninggal bersama orang yang dicintainya,
dan orang tersebut (Rondhokuning) sangat kaya raya juga meninggalkan banyak
tanah di desa sidokerto (desa ki ageng tinggal) maka desa tersebut dinamakan
desa sidokerto. Dengan harapa karna orangnya yang merupakan keturunan dari
orang sakti (cikal bakal dari orang sakti) serta kekayaan tanah yang subur maka
diharapkan desa tersebut menjadi makmur. Maka disebutlah desa Sidokerto. Sido =
jadi , Kerto = makmur. Lebih makmur lagi karna memiliki juga danyang – danyang
yang hebat yang telah disebutkan di atas maka setelah kejadian itu desa
sidokerto semakin reja (makmur).
Dari cerita diatas kita dapat menyimpulkan, jika kita
tidak mampu menepati janji dan harapan
maka jangan pernah memberi janji dan harapan kepada orang lain.
Sedangkan desaRandukuning sendiri yang terletak di sebelah barat desa Sidokerto diberi nama Randukuning untuk mengenang mbok rondo kuning yang merupakan danyang desanya dan merupakan tokoh yang termashur. Baik dari kecantikannya, juga kekayaannya yang luar biasa pada saat itu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar