Jumat, 12 Mei 2017

contoh teks persuasi pedagang kaki lima unnes


 Jenis Karangan: Persuasi
 Topik : Pedagang Kaki Lima Unnes

Semua Pihak Harus Menjaga Lingkungan Kampus Termasuk Pedagang Kaki Lima

Pedagang kaki lima di area kampus merupakan sosok yang sangat dekat dengan mahasiswa. Pedagang kaki lima memang selalu menjadi solusi bagi mahasiswa. Bagaimana tidak? Pedagang kaki lima selalu menyediakan kebutuhan dengan harga sesuai kantung mahasiswa . sekarang ini berprofesi sebagai pedagang kaki lima menjadi pilihan bagi masyarakat sekitar kampus. Dengan berbagai alasan menjadi pedagang kaki lima memang pekerjaan yang cukup menjanjikan. Namun, adanya pedagang kaki lima yang menjamur memang membawa beberapa dampak. Tak hanya dampak positif tetapi juga dampak negative.
Sebagai masyarakat kampus sudah selayaknya kita menjaga lingkungan kampus. Baik dari pedagang maupun mahasiswa. Kehadiran pedagang kaki lima yang menjamur memang dapat dibantah lagi bahwa kehadiaran mereka membawa banyak dampak. Baik untuk lingungan maupun masyarakat. Apalagi manusia adalah makhluk sosial yang selalu berhubungan dengan semesta alam sekitar tentunya setiap hubungan selalu diiringi dampak positif maupun negatif yang selalu berdampingan dan tidak bisa dipisahkan. Demikian pula yang terjadi pada fenoma pedagang kaki lima yang sangat menjamur sekarang ini.
Berbagai alasan memang menjadi dasar warga sekitar kampus menjadi pedagang kaki lima. Salah satunya adalah omzet yang cukup menjanjikan. Cantohnya adalah pasangan suami istri yang menjadi pedagang kaki lima di area lapangan Banaran, pak Agus berusia 30tahun
Tugas mata kuliah :
Dasar-dasar keterampilan berbahasa produktif
Dosen pengampu :
Santi Pratiwi, S.Pd, M.Pd
Oleh :
Asti wahyuningtyas
2101416011
Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia rombel 1
bersama istri yang berusia 25tahun. Beliau memanfaatkan ketela yang melimpah di rumahnya, kemudian dengan kreativitas beliau menyulap ketela tersebut menjadi tela-tela. Pak Agus menyatakan bahwa setiap harinya beliau mendapat laba kotor sebesar Rp 300.000,00. Itu menunjukkan bahwa berdagang kaki lima sangat menjanjikan. Jika dikalikan tiga puluh kali atau satu bulan, maka pak Agus mendapatkan omzet kotor sebersar Rp 9.000.000,00. Cukup fantastis bukan? Dari sini kita dapat berpikir adanya suatu kampus disuatu daerah sangat berpeluang menciptakan lapangan pekerjaan baru seperti pedagang kaki lima.
Dengan demikian ekonomi masyarakat di sekitar kampus juga meningkat drastis. Ditambah lagi menjadi pedagang kaki lima hanya diperlukan kreatifitas pada satu bidang atau apa saja kemampuan dan kelebihan yang dimiliki warga kampus. Misalnya saja pedagang tela-tela hanya berawal dari ketela yang tidak dimanfaatkan dengan maksimal kemudian disulap dengan mudah menjadi tela-tela yang prosesnya juga mudah cukup direbus, goring dan bumbui. Contoh lagi adalah pedagang kaki lima yang menjualkan peralatan berkendara seperti masker, kaos kaki dan sarung tangan mereka hanya mengambil barang dari distributor saja kemudian mereka menggelar barang dagangannya tersebut di lapak-lapak. Dari sini kita dapat melihat segala sesuatu memang diawali dari niat dalam hati. Jika warga memiliki niat yang kokoh fenoma pedagang kaki lima sangat membantu dalam pertumbuhan ekonomi warga di sekitar kampus.
Namun dibalik dampak yang sangat positif tersebut pedagang kaki lima juga memiliki dampak yang negatif. Sebenarnya tidak negatif, hanya saja eksekusi yang kurang tepat dan “pembiaran-pembiaran” dalam berbagai hal. Memang pada faktanya penyakit “pembiaran-pembiaran” sangat sulit disembuhkan. Di lapangan Banaran sendiri yang menjadi tempat paling favorit bagi pedagang kaki lima menjajakan dagangannya terlihat banyak masalah yang berawal dari “pembiaran-pembiaran”. Contohnya adalah hal yang memang sudah menjadi isu lingkungan nasional yaitu sampah. Sampah di area lapangan banaran berserakan memang belum tampak tumpukan yang menggunung, tetapi jika ini terus dibiarkan tidak menutup kemungkinan lima sampai sepuluh tahun lagi akan banyak tumpukan sampah di area lapangan Banaran. Hal ini juga tidak memungkinkan membuang sampah menyebabkan masalah besar dikemudian hari yaitu banjir. Di lapangan Banaran sendiri terlihat sampah berserakan di dalam saluran air, meskipun tidak banyak jelas itu bukan hal baik, jika terus dibiarkan dapat menyumbat air apalagi saat musim hujan. Jika dilihat dalam jangka waktu dekat sampah tersebut tentu tidak sedap dilihat mata. Bukankah jika lingkungan tempat berjualan kotor akan membuat konsumen juga enggan membeli kebutuhan disana dan membawa dampak bagi pedagang sendiri.
Masalah lain yang terjadi adalah kemacetan daerah lapangan Banaran tidak memiliki lahan parkir sehingga membuat konsumen yang berbelanja memarkirkan kendaraannya sembarangan di tepi jalanan. Hal ini juga dibiarkan tanpa ada solusi. Sedangkan kita semua tahu bahwa jalan depan lapangan Banaran merupakan jalan utama menuju kampus dan akses warga juga yang selalu dilewati untuk beraktivitas.
Dari hal diatas kita dapat mengetahui bahwa kehadiran fenomena pedagang kaki lima membawa banyak dampak positif dan dampak negatif. Sebagai warga kampus juga warga lingkungan kampus sudah sepantasnya semu pihak menumbuhkan rasa memiliki. Sehingga akan timbul rasa ingin menjaga kebersihan lingkungan dan ketertiban umum. Sudah menjadi hal mutlak yang tidak bisa ditawar-tawar lagi bahwa semua pihak dan semua lapisan masyarakat harus turut menjaga ketertiban umum. Setiap individu menjaga lingkungan sesuai dengan peranny masing-masing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Legenda Tangkuban Perahu

  Nama : Nayla Putri Yuantika Humaira Azalia Sasi Ramadhanesya Gunung Tangkuban Perahu Dahulu kala ada seorang raja yang bernama Sumbing...