MAKALAH
PEMBERONTAKAN DI / TII

DISUSUN OLEH :
KELAS :
XII KIMIA ANALISIS 1
NAMA :
ASTI WAHYUNINGTYAS (5)
SMK TUNAS HARAPAN PATI
TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR
.................................................................................................1
BAB I
PENDAHULUAN………………………………………………………....
A.
Latar Belakang………………………………………………….....2
B.
Rumusan Masalah…………………………………………………2
C.
Tujuan…………………………………………………………......2
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………..........
1. Gerakan
DI/TII
A.DI/TII
Jawa Barat ............................................................................3
B.
DI/TII Jawa Tengah ........................................................................3
C.
DI/TII Sulawesi Selatan ..................................................................4
D.DI/TIIAceh
.....................................................................................5
E.
DI/TII Kalimantan Selatan .............................................................6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………..10
B. Saran…………………………………………………………10
DAFTAR PUSTAKA
...........................................................................................11
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
Rahmat-Nya dan Kemurahan-Nya kami dapat menyelesaikan tugas ilmiah ini dengan
baik dan semampunya. Tujuan kami membuat tugas kinerja ini agar kami dapat
memiliki nilai kinerja ilmiah mengetahui tentang. Pembrontakan DI / TII dalam
mata pelajaran Sejarah. Selain itu juga tujuan kami yang lain adalah agar kami
dapat mengetahui penyebab dan perjuangan terjadinya pemberontakan (DI/TII,)
serta cara pemerintah pada saat itu untuk menanggulanginya.
Dalam
pembuatan ini juga kami mengucapkan
terima kasih atas waktu yang telah diberikan oleh Bu ustri S.Pd sebagai guru pembimbing pelajaran
Sejarah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua teman – teman yang
membacanya untuk mengetahui pemberontakan yang pernah terjadi di Indonesia.
Maka dari itu kami berharap bagi pembaca/teman – teman yang membacanya dapat
memberi saran dan kritik bagi kami. Maaf apabila ada kata atau pun ada kalimat
yang salah digunakan dalam pengetikannya.
Pati, 15 Agustus
2015
Penulis
BAB
I
A.
LATAR
BELAKANG
Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat berawal dengan
ditandatanganinya Persetujuan Renville pada 17 Januari 1948 .Sekar Marijan
Kartosuwiryo mendirikan Darul Islam (DI) bersama pasukannya yang terdiri atas
Hizbullah dan Sabillah(kurang lebih sebanyak 4000 orang . Ia menolak untuk
membawa pasukannya ke Jawa Tengah dan tidak mengakui lagi keberadaan RI.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Bagaimana
pemberontakan DI / TII ?
Apa yang
melatar belakangi terjadinya pemberontakan ?
Bagaimana
peran pemerintah dalam menghadapi ?
Siapa dalang
dari peristiwa tersebut ?
C.
TUJUAN
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah
pengetahuandan diharapkan bermanfaat bagi kita semua.Khususnya dalam ilmu
sosial masyarakat.
Dapat memberikan informasi tentang sejarah negara di masa
silam mengenai DI / TII.
BAB
II
PEMBAHASAN
1. Gerakan Darul Islam/Tentara Islam
Indonesia (DI/TII)
A.
DI/TII Jawa Barat
Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat berawal dengan
ditandatanganinya Persetujuan Renville pada 17 Januari 1948 .Sekar Marijan
Kartosuwiryo mendirikan Darul Islam (DI) bersama pasukannya yang terdiri atas
Hizbullah dan Sabillah(kurang lebih sebanyak 4000 orang . Ia menolak untuk
membawa pasukannya ke Jawa Tengah dan tidak mengakui lagi keberadaan RI. dan
tujuannya juga menentang penjajah Belanda di Indonesia. Akan tetapi, setelah
makin kuat, S.M.Kartosuwiryo memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia
(NII) pada tanggal 17 Agustus 1949 di Desa Cisayong,Jawa Barat dan tentaranya
dinamakan Tentara Islam Indonesia (TII) saat itu lah tidak sedikit rakyat yang
menjadi korban. Upaya pemerintah untuk menghadapi gerakan DI/TII pemerintah
bekerja sama dengan rakyat setempat.Dan dijalankan lah taktik dan strategi baru
yang disebut Perang Wilayah.Pada 1 April 1962 dilancarkan Operasi Bharatayuda
yaitu operasi penumpasan gerakan DI/TII. Dengan taktis Pagar Betis. Pada
tanggal 4 juni 1962, S.M.Kartosuwiryo beserta para pengikutnya berhasil
ditanggap oleh pasukan Siliwangi di Gunung Geber, Majalaya, Jawa Barat.Ia
sempat mengajukan grasi kepada Presiden,tetapi di tolak. Akhirnya
S.M.Kartosuwiryo dijatuhi hukuman mati di hadapan regu tembak dari keempat
angkatan bersenjata RI 16 Agustus 1962.
B.
DI/TII Jawa Tengah
Gerakan
DI/TII di Jawa Tengah yang dipimpin oleh Amir Fatah dan Kyai Sumolangu di
bagian utara, yang bergerak di daerah Tegal, Brebes dan Pekalongan. Inti
kekuataanya adalah pasukan Hizbullah yang dibentuk di Tegal,1946 dan pada 23
Agustus 1949, Amir Fatah memproklamasikan berdirinya Darul Islam dan menyatakan
brgabung dengan DI/TII S.M.kartosuwiryo.Pasukannya dinamakan Tentara Islam
Indonesia (TII) dengan sebutan Batalion Syarif Hidayat Widjaja Kusuma(SHWK).Untuk
menghancurkan gerakan ini, Januari 1950 dibentuk Komando Gerakan Banteng Negara
(GBN) dibawah Letkol Sarbini. Pemberontakan di Kebumen dilancarkan oleh
Angkatan Umat Islam (AUI) yang dipimpin oleh Kyai Moh. Mahfudh Abdurrahman
(Kyai Sumolanggu) Gerakan ini berhasil dihancurkan pada tahun 1957 dengan
operasi militer yang disebut Operasi Gerakan Banteng Nasional dari Divisi
Diponegoro. Gerakan DI/TII itu pernah menjadi kuat karena pemberontakan
Batalion 426 di Kedu dan Magelang/ Divisi Diponegoro. Didaerah Merapi-Merbabu
juga telah terjadi kerusuhan-kerusuhan yang dilancarkan oleh Gerakan oleh
Gerakan Merapi-Merbabu Complex (MMC). Gerakan ini juga dapat dihancurkan. Untuk
menumpas gerakan DI/TII di daerah Gerakan Banteng Nasional dilancarkan operasi
Banteng Raiders.
C. DI/TII Sulawesi Selatan
Gerakan
DI/TII di Sulawesi Selatan dipimpin oleh Kahar Muzakar.Latar belakang
pemberontakan ini berbeda dari yang terjadi di Jawa barat dan Jawa tengah. Pada
tanggal 30 April 1950 Kahar Muzakar mengirim surat kepada Pemerintah pusat
untuk membubarkan Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS) dan anggotanya
disalurkan ke dalam APRIS. Tenyata Kahar Muzakar menuntut agar Kesatuan Gerilya
Sulawesi Selatan dan kesatuan gerilya lainnya dimasukkan delam satu brigade
yang disebut Brigade Hasanuddin di bawah pimpinanya. Tuntutan itu ditolak
karena banyak diantara mereka yang tidak memenuhi syarat untuk dinas militer.
Pemerintah mengambil kebijaksanaan menyalurkan bekas gerilyawan itu ke Corps
Tjadangan Nasional (CTN). Pada saat dilantik sebagai Pejabat Wakil Panglima
Tentara dan Tetorium VII, Kahar Muzakar beserta para pengikutnya melarikan diri
ke hutan dengan membawa persenjataan lengkap dan mengadakan pengacauan serta
pada tahun 1952, ia menyatakan bahwa wilayah Sulawesi Selatan menjadi bagian
dari Negara Islam Indonesia pimpinan S.M.Kartosuwiryo di Jawa Barat pada
tanggal 7 Agustus 1953. Penumpasan pemberontakan Kahar Muzakar memakan waktu
lebih dari 14 tahun. Faktor yang menjadi penyebab lamanya adalah rasa kesukuan
yang ditanamkan dan gerombolan ini telah berakar di Hati rakyat Kahar Muzakar
dan gerombolannya mengenal sifat rakyat dan memanfaatkan lingkungan alam yang
sangat dikenalnya. Tanggal 3 Februari 1965, Kahar Muzakar tertembak mati dalam
sebuah kontak senjata dengan pasukan RI.
D. DI/TII Aceh
Adanya berbagai masalah antara lain masalah otonomi daerah,
pertentangan antargolongan, serta rehabilitasi dan modernisasi daerah yang
tidak lancar menjadi penyebab meletusnya pemberontakan DI/TII di Aceh.Daerah
Aceh sebelumnya menjadi daerah istimewa diturunkan statusnya menjadi daerah
Karasidenan di bawah provinsi Sumatera Utara. Gerakan DI/TII di Aceh dipimpin
oleh Tengku Daud Beureueh yang pada tanggal 21 September 1953 memproklamasikan
daerah Aceh sebagai bagian dari Negara Islam Indonesia dibawah pimpinan
S.M.Kartosuwiryo dan memutuskan hubungan dengan Jakarta. Pemberontakan DI/TII
di Aceh diselesaikan dengan diadakannya musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh pada
tanggal 17 – 28 Desember 1962 atas inisiatif Pangdam I Bukit Barisan, Kolonel
Jasin. Dalam musyawarah ini, dibicarakan berbagai permasalahan yang dihadapi
dan kesalahpahaman yang terjadi.Akhirnya dari musyawarah bersama tersebut ialah
pulihnya kembali keamanan di daerah Aceh.
E. DI/TII Kalimantan Selatan
E. DI/TII Kalimantan Selatan
Pada akhir tahun 1950,Kesatuan Rakyat Jang Tertindas(KRJT)
melakukan penyerangan ke pos-pos TNI di Kalimantan Selatan. KRJT dipimpin
seorang mantan Letnan dua TNI yang bernama Ibnu Hadjar alias Haderi alias
Angli.Ibnu Hadjar sendiri kemudian menyerahkan diri. Akan tetapi , setelah
merasa kuat dan memperoleh peralatan perang, ia kembali membuat kekacauan
dengan bantuan Kahar Muzakar dan S.M.kartosuwiryo. Pada tahun 1954, Ibnu Hadjar
diangkat sebagai panglima TII wilayah Kalimantan. Akhirnya, Pemerintah melalui
TNI berhasil mengatasi gerakan yang dilakukan oleh Ibnu Hadjar pada tahun 1959
dan Ibnu Hadjar berhasil ditangkap dan pada 22 maret 1965 dan ia dijatuhkan
hukuman mati oleh pengadilan militer.
Biografi Singkat 5 Pemimpin DI/TII
Sekar Marijan Kartosuwiryo (Jawa Barat)

Sekar Marijan Kartosuwiryo
mendirikan Darul Islam (DI) dengan tujuan menentang penjajah Belanda di
Indonesia. Akan tetapi, setelah makin kuat, Kartosuwiryo memproklamasikan
berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) pada tanggal 17 Agustus 1949 dan
tentaranya dinamakan Tentara Islam Indonesia (TII). Upaya
penumpasan dengan operasi militer yang disebut Operasi Bharatayuda. Dengan
taktis Pagar Betis. Pada tanggal 4 juni 1962, Kartosuwiryo berhasil ditanggap
oleh pasukan Siliwangi di Gunung Geber, Majalaya, Jawa Barat. Akhirnya Kartosuwiryo dijatuhi
hukuman mati 16 Agustus 1962.
Ibnu Hadjar (Kalimantan Selatan)

Ibnu Hadjar alias Haderi bin Umar
alias Angli adalah seorang bekas Letnan Dua TNI yang kemudian
memberontak dan menyatakan gerakannya sebagai bagian DI/TII Kartosuwiryo.
Dengan pasukan yang dinamakannya Kesatuan Rakyat Yang Tertindas, Ibnu Hadjar
menyerang pos-pos kesatuan tentara di Kalimantan Selatan dan melakukan
tindakan-tindakan pengacauan pada bulan Oktober 1950. Untuk menumpas pemberontakan Ibnu
Hajar ini pemerintah menempuh upaya damai melalui berbagai musyawarah dan
operasi militer. Pada saat itu pemerintah Republik Indonesia masih memberikan kesempatan kepada Ibnu Hadjar untuk
menghentikan petualangannya secara baik-baik, sehingga ia menyerahkan diri
dengan kekuatan pasukan beberapa peleton dan diterima kembali ke dalam Angkatan
Perang Republik Indonesia. Tetapi setelah menerima perlengkapan Ibnu Hadjar
melarikan diri lagi dan melanjutkan pemberontakannya. Pada akhir tahun 1954, Ibnu Hajar membulatkan tekadnya
untuk masuk Negara Islam. Ibnu Hajar diangkat menjadi panglima TII wilayah
Kalimantan. Perbuatan ini dilakukan lebih dari satu kali sehingga akhirnya
Pemerintah memutuskan untuk mengambil tindakan tegas menggempur gerombolan Ibnu
Hadjar. Pada akhir tahun 1959 pasukan gerombolan Ibnu Hadjar dapat dimusnahkan
dan lbnu Hadjar sendiri dapat ditangkap. Gerakan perlawanan baru berakhir pada
bulan Juli 1963. Ibnu Hajar dan anak buahnya menyerahkan diri secara resmi
dan pada bulan Maret 1965 Pengadilan Militer menjatuhkan hukuman mati kepada Ibnu
Hajar.
Daud Beureueh (Jawa Tengah)

Teungku Muhammad Daud Beureu'eh
(lahir di Beureu'eh, kabupaten Pidie, Aceh, 17
September 1899 – meninggal di Aceh, 10
Juni 1987 pada umur 87 tahun) atau yang nama
lengkapnya adalah Teungku Muhammad Daud Beureu'eh adalah mantan Gubernur Aceh, pendiri NII di Aceh dan pejuang kemerdekaan Indonesia. Ketika PUSA (Persatuan Ulama
Seluruh Aceh) didirikan untuk menentang pendudukan Belanda, Daud Beureu'eh terpilih sebagai
ketuanya. Pada masa perang revolusi, Daud Beureu'eh menjabat sebagai Gubernur Militer Aceh. Sejak 21
September 1953 sampai dengan 9
Mei 1962, ia melakukan pemberontakan kepada
pemerintah dengan mendirikan NII akibat ketidakpuasannya atas pemerintahan Soekarno. Namun akhirnya ia kembali ke
pangkuan Republik Indonesia setelah dibujuk kembali oleh Mohammad Natsir.
Kahar Muzakkar (Sulawesi Selatan)

Abdul Kahar Muzakkar (ada pula yang
menuliskannya dengan nama Abdul Qahhar Mudzakkar; lahir di Lanipa, Kabupaten Luwu, 24
Maret 1921 – meninggal 3
Februari 1965 pada umur 43 tahun; nama kecilnya Ladomeng)
adalah seorang figur karismatik dan legendaris dari tanah Luwu, yang merupakan pendiri Tentara Islam Indonesia di Sulawesi. Ia adalah seorang prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang terakhir berpangkat Letnan Kolonel atau Overste pada masa itu. Ia tidak menyetujui
kebijaksanaan pemerintahan presiden Soekarno pada masanya, sehingga balik menentang pemerintah pusat
dengan mengangkat senjata. Ia dinyatakan pemerintah pusat sebagai pembangkan
dan pemberontak. Pada awal tahun 1950-an ia memimpin para bekas gerilyawan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara mendirikan TII (Tentara Islam Indonesia) kemudian bergabung dengan Darul
Islam (DI),
hingga di kemudian hari dikenal dengan nama DI/TII di Sulawesi Selatan dan Tenggara. Pada tanggal 3
Februari 1960, melalui Operasi
Tumpas, ia
dinyatakan tertembak mati dalam pertempuran antara pasukan TNI dari satuan
Siliwangi 330 dan anggota pengawal Kahar Muzakkar di Lasolo. Namun tidak pernah
diperlihatkan pusaranya, mengakibatkan para bekas pengikutnya mempertanyakan
kebenaran berita kejadiannya. Menurut kisah, jenazahnya dikuburkan di Kilometer
1 jalan raya Kendari,sulawesi tengara. Tapi sampai saat ini banyak yang tidak
percaya atas kepergiannya karena belum ada bukti nyata tentang keberadaannya di
sana.
Amir Fatah (Jawa Tengah)

Amir Fatah bernama lengkap Amir
Fatah Wijaya Kusumah, adalah salah satu pimpinan Hizbullah
Fisabilillah
di daerah Besuki, Jawa Timur sebelum bergolaknya pemberontakan
DI/TII di Jawa Tengah. Ketika Perjanjian Renville ditanda tangani oleh pihak Belanda dan Indonesia, maka semua kekuatan Republik
diharuskan hijrah ke Jawa Tengah, termasuk kesatuan Hizbullah dan Fisabilillah
yang dipimpinnya. Pada tahun 1950, ia memproklamirkan wilayahnya merupakan bagian DI/TII Kartosuwiryo. Melalui operasi yang dilakukan
oleh TNI untuk sementara waktu kekuatan mereka melemah tetapi akibat
ada pembelot, kekuatan DI/TII Amir Fatah kembali kuat. Pada akhirnya pasukan
Amir Fatah dapat ditaklukkan di perbatasan Pekalongan - Banyumas .
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik
dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut:
1.Eksistensi ulama dalam masyarakat sebelum kehadiran
Belanda ke Ace adalah sangat besar artinya. Ulama tidak hanya dipandang sebagai
orang yang memiliki ilmu keagamaan semata, melainkan juga dianggap orang yang
mampu menguasai adat istiadat serta pengetahuan lainnya.
2. Keterlibatan ulama sangat
besar artinya terhadap kondisi sosial dan politik di Aceh. Secara politis,
sejak awal kemerdekaan ulama Aceh sudah memegang peran yang sangat strategis,
seperti yang dilakukan oleh Tgk. Muhammad Daud Beureueh dalam memperjuangkan
status Daerah Istimewa bagi Aceh.
3. Pengaruh keterlibatan
ulama Aceh dalam kancah politik adalah dapat menjadi pelopor dalam menyuarakan
aspirasi masyarakat Aceh (umat Islam). Ulama juga ikut berperan dalam menggagas
perdamaian di Aceh, seperti halnya dalam penyelesaian DI/TII dan juga ikut pro
aktif dalam mengupayakan perundingan Helsinki, yaitu perundingan antara
pemerintah RI dengan GAM.
Saran
1. Diharapkan kepada para pembaca kiranya dapat
mengambil suri tauladan dari perjuangan para ulama Aceh dalam menyuarakan
aspirasi umat Islam, serta turut pro aktif dalam menggagas perdamaian di Aceh.
2. Diharapkan kepada para guru dan
calon guru sejarah dapat lebih giat berupaya untuk menanamkan semangat
kebangsaan dan cinta tanah air. Upaya ini salah satunya adalah dengan semakin
memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
http://benazirblog.blogspot.com/2009/03/pemberontakan-ditii-di-sejumlah-daerah.html
2. http://smpn1banjar-pdg.net/index.php?
2. http://smpn1banjar-pdg.net/index.php?
iew=article&catid=34:artikel&id=52:diitii&tmpl=component&print=1&page=
3. http://osdir.com/ml/culture.region.indonesia.sunda/2006-04/msg00200.html
4. http://www.crayonpedia.org/mw/BSE:Strategi_Nasional_dalam_Menghadapi_Peristiwa_
3. http://osdir.com/ml/culture.region.indonesia.sunda/2006-04/msg00200.html
4. http://www.crayonpedia.org/mw/BSE:Strategi_Nasional_dalam_Menghadapi_Peristiwa_
Madiun/PKI,_DI/TII,_G_30_S/_PKI,_dan_Konflik-Konflik_Internal_Lainnya_9.2_(BAB_13)#1._Pemberontakan_DI_.2F_TII
_di_Jawa_Barat
5. http://lukulo.blogspot.com/2008/01/peristiwa-tragedi-nasional.html
6. http://banisurahman.blogspot.com/2009/10/perjuangan-bangsa-indonesia.html
7. Catatan Tambahan materi
5. http://lukulo.blogspot.com/2008/01/peristiwa-tragedi-nasional.html
6. http://banisurahman.blogspot.com/2009/10/perjuangan-bangsa-indonesia.html
7. Catatan Tambahan materi
8. Alfian Maqdalia , Nana Nurliana
Soeyono , Sudarini Suhartono , Esis ,Sejarah untuk kelas XII ,Penerbit
Erlangga(hal 88-100)
salam untukmu asti wahyuningtyas.. kamu sekarang dimana? aq rindu oh....
BalasHapushayyyyyyyyyyyy
Hapus