
Kamis, 24 November 2016
Rabu, 23 November 2016
HAKIKAT, PENGERTIAN, TUJUAN MENYIMAK
A. HAKEKAT MENYIMAK
Menyimak adalah suatu proses kegiatan menyimak lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interprestasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
Dengan menyimak seseorang dapat menyerap informasi atau pengetahuan yang disimaknya. Menyimak juga mempelancar keterampilan berbicara dan menulis. Semakin baik daya simak seseorang maka akan semakin baik pula daya serap informasi atau pengetahuan yang disimaknya.
Hakikat menyimak berhubungan dengan mendengar dan mendengarkan, Subyantoro dan Hartono (2003:1–2) menyatakan bahwa mendengar adalah peristiwa tertangkapnya rangsangan bunyi oleh panca indera pendengaran yang terjadi pada waktu kita dalam keadaan sadar akan adanya rangsangan tersebut, sedangkan mendengarkan adalah kegiatan mendengar yang dilakukan dengan sengaja, penuh perhatian terhadap apa yang didengar, sementara itu menyimak pengertiannya sama dengan mendengarkan tetapi dalam menyimak intensitas perhatian terhadap apa yang disimak lebih ditekankan lagi.
B. PENGERTIAN MENYIMAK
Beberapa pengertian menyimak dari berbagai pendapat para ahli yaitu :
1. Tarigan (1994:28) menyatakan bahwa Menyimak merupakan suatu proses kegiatan mendengarkan lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
2. Anderson (dalam Tarigan 1994:28) Menyimak adalah proses besar mendegarkan, mengenal, serta menginterpretasikan lambang-lambang lisan. Menyimak dapat pula bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi (Russell & Russell; Anderson dalam Tarigan 1994:28).
3. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Menyimak (Mendengar,memperhatikan) mempunyai makna dapat menangkap bunyi dengan telinga. Sadar atau tidak, kalau ada bunyi maka alat pendengaran kita akan menangkap atau mendengar bunyi-bunyi tersebut. Kita mendengar suara itu, tanpa unsur kesengajaan. Proses mendengar terjadi tanpa perencanaan tetapi datang secara kebetulan. Bunyi-bunyi yang hadir di telinga itu mungkin menarik perhatian, mungkin juga tidak. Mendengarkan atau menyimak merupakan proses menangkap pesan atau gagasan yang disajikan melalui ujaran
4. Russel, Menyimak bermakna memdengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi. (Russell 1959)
5. Akhadiah (dalam Sutari, dkk. 1998:19) ialah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya. Kemampuan menyimak dapat diartikan pula sebagai koordinasi komponen–komponen kemampuan baik kemampuan mempersepsi, menganalisis maupun menyintesis
6. Tarigan (1991:4) menyatakan bahwa menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya.
7. Underwood, Menyimak ialah kegiatan mendengar atau memperhatikan baik – baik apa yang diucapan orang, menangkap dan memahami makna dari apa yang didengar.
8. Sabarti, Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya
9. Baver, Menyimak adalah kemampuan seseoarang untuk menyimpulkan makna suatu wacana lisan yang didengar tanpa harus menerjemahkan kata demi kata.
10. Urbana, Menyimak adalah suatu proses penulisan bahasa yang dimaknai kedalam pikiran.
11. Djago Tarigan, Menyimak dapat didefinisikan sebagai suatu aktifitas yang mencakup kegiatan mendengar dari bunyi bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan mereaksi atas makna yang terkandung dalam bahan simakan. Menyimak dapat dikatakan mencakup mendengar, mendengarkan dan disertai usaha pemahaman. Pada peristiwa menyimak ada unsur kesengajaan, direncanakan dan disertai dengan penuh perhatian dan minat.
12. Menurut Drs. Hanapi Natasasmita, Menyimak adalah mendengar secara khusus dan terpusat pada objek yang disimak.
Jadi, Kesimpulannya Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan bunyi baik bunyi nonbahasa dan bunyi bahasa dengan penuh pemahaman, perhatian, apresiasi, serta interprestasi, dengan menggunakan aktivitas telinga dalam menangkap pesan yang diperdengarkan untuk memperoleh informasi dan memahami isi yang disampaikan bunyi tersebut.
C. TUJUAN MENYIMAK
Tujuan utama dari menyimak yaitu Menangkap, memahami, atau menghayati pesan, ide, gagasan yang tersirat dalam bahan simakan.
1) Mendapatkan Fakta
Pengumpulan fakta dapat dilakukan dengan berbagai cara. Kegiatan pengumpulan fakta atau informasi melalui menyimak dapat berwujud dalam berbagai variasi. Misalnya mendengarkan radio, televisi, penyampaian makalah dalam seminar, pidato ilmiah, percakapan dalam keluarga, percakapan dengan tetangga, percakapan dengan teman sekerja, sekelas dsb. Kegiatan pengumpulan fakta atau informasi ini di kalangan pelajar dan mahasiswa banyak sekali dilakukan melalui menyimak. Fakta yang diperoleh melalui kegiatan menyimak ini kemudian dilengkapi dengan kegiatan membaca atau mengadakan eksperimen.
2) Menganalisis Fakta
Fakta atau informasi yang telah terkumpul perlu dianalisis. Harus jelas kaitan antar unsur fakta, sebab dan akibat apa yang terkandung di dalamnya. Apa yang disampaikan pembicara harus dikaitkan dengan pengetahuan atau pengalaman menyimak dalam bidang yang relevan.
3) Mengevaluasi Fakta
Tujuan ketiga dalam suatu proses menyimak adalah mengevaluasi fakta-fakta yang disampaikan pembicara. Dalam situasi ini penyimak sering mengajukan sejumlah pertanyaan seperti antara lain :
a. Benarkah fakta yang diajukan?
b. Relevankah fakta yang diajukan?
c. Akuratkah fakta yang disampaikan?
Apabila fakta yang disampaikan pembicara sesuai dengan kenyataan, pengalaman dan pengetahuan penyimak maka fakta itu dapat diterima.
4) Mendapatkan Inspirasi
Adakalanya orang menghadiri suatu konvensi, pertemuan ilmiah atau jamuan tertentu, bukan untuk mencari atau mendapatkan fakta. Mereka menyimak pembicaraan orang lain semata-mata untuk tujuan mencari ilham. Penyimak seperti ini biasanya orang yang tidak memerlukan fakta baru. Yang mereka perlukan adalah sugesti, dorongan, suntikan semangat, atau inspirasi guna pemecahan masalah yang sedang mereka hadapi. Mereka ini sangat mengharapkan pembicara yang isnpiratif, sugestif dan penuh gagasan orisinal. Pembicaraan yang semacam ini dapat muncul dari tokoh-tokoh yang disegani, dari direktur perusahaan, orator ulung, tokoh periklanan, salesman dsb.
5) Menghibur Diri
Sejumlah penyimak datang menghadiri pertunjukan seperti bioskop, sandiwara, atau percakapan untuk menghibur diri. Mereka ini adalah orang-orang yang sudah lelah letih dan jenuh. Mereka perlu penyegaran fisik dan mental agar kondisinya pulih. Karena itulah mereka menyimak untuk tujuan menghibur diri. Sasaran yang mereka pilih pun tertentu, misalnya menyimak pembicaraan cerita-cerita lucu, banyolan percakapan pelawak, menonton pertunjukan yang kocak seperti yang dibawakan Grup Srimulat.
6) Meningkatkan Kemampuan Berbicara
Tujuan menyimak yang lain yaitu untuk meningkatkan keterampilan berbicara. Dalam hal ini penyimak memperhatikan seseorang pembicara pada segi:
a. Cara mengorganisasikan bahan pembicaraan
b. Cara penyampaian bahan pembicaraan
c. Cara memikat perhatian pendengar
d. Cara mengarahkan perhatian pendengar
e. Cara menggunakan alat-alat bantu seperti mikrofon, alat peraga dsb.
f. Cara memulai dan mengakhiri pembicaraan
Semua hal tersebut diperhatikan oleh penyimak dan kemudian dipraktikkan. Menyimak yang seperti inilah yang disebut menyimak untuk tujuan peningkatan kemampuan berbicara.
D. MANFAAT MENYIMAK
Menurut Setiawan (dalam Darmawan 2001:11–12) manfaat menyimak ada banyak antara lain sebagai berikut.
1. Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup yang berharga bagi kemanusiaan sebab menyimak memiliki nilai informatif yaitu memberikan masukan–masukan tertentu yang menjadikan kita lebih berpengalaman.
2. Meningkatkan intelektualita serta memperdalam penghayatan keilmuan dan khazanah ilmu kita.
3. Memperkaya kosakata kita, menambah perbendaharaan ungkapan yang tepat, bermutu, dan puitis. Orang yang banyak menyimak komunikasinya menjadi lebih lancar dan kata-kata yang digunakan lebih variatif.
4. Memperluas wawasan, meningkatkan penghayatan hidup, serta membina sifat terbuka, dan obyektif.
5. Meningkatkan kepekaan dan kepedulian sosial.
6. Meningkatkan citra artistik jika yang kita simak itu merupakan bahan simakan yang isinya halus dan bahasanya. Banyak menyimak dapat menumbuh suburkan sikap apresiatif, sikap menghargai karya atau pendapat orang lain dan kehidupan ini serta meningkatkan selera estetis kita.
7. Menggugah kreativitas dan semangat mencipta kita untuk menghasilkan ujaran–ujaran dan tulisan-tulisan yang berjati diri. Jika banyak menyimak, kita akan mendapatkan ide-ide yang cemerlang dan segar, pengalaman hidup yang berharga. Semua itu akan mendorong kita untuk giat berkarya dan kreatif.
E. Jenis - jenis Menyimak
Sabarti Akhadiah, dkk (1991: 150), mengatakan bahwa penentuan jenis
menyimak dapat dilakukan berdasarkan taraf hasil simakan, cara menyimak
dan tujuan menyimak.
a. Berdasarkan taraf hasil simakan dikenal beberapa jenis menyimak, yaitu
sebagai berikut:
1). Menyimak tanpa mereaksi yaitu penyimak mendengar sesuatu tetapi tidak
memberikan reaksi apa-apa.
2). Menyimak pasif yaitu penyimak mendengar sesuatu tetapi memberikan reaksi
sedikit.
3). Menyimak dangkal yaitu yang disimak hanya sebagian saja dan bukan bagian
yang penting.
4). Menyimak kritis yaitu penyimak mencoba menganalisis materi atau bahan
yang disimak secara kritis
5). Menyimak kreatif dan apresiatif yaitu penyimak memberikan reaksi lanjut
terhadap hasil simakannya.
b. Berdasarkan cara menyimak , menyimak dapat dibedakan sebagai berikut:
1). Menyimak intensif yaitu menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian,
ketekunan dan ketelitian, sehingga penyimak memahami secara mendalam dan
menguasai secara luas bahan simakan. Kegiatan menyimak intensif lebih
diarahkan dan dikontrol oleh guru. Menyimak cerita anak atau dongeng
termasuk jenis menyimak intensif.
2). Menyimak ekstensif yaitu menyimak yang dilakukan hanya terhadap garisgaris besar bahan simakan.
F. Daftar Pustaka
http://artikelvic.blogspot.com/2013/07/pentingnya-keterampilan menyimak.html
http://ezzurriyati.blogspot?2014/03/hakekat-menyimak.html
http://linggarpradani.wordpress.com/mengasah-keterampilan-menyimak.html
contoh proposal kewirausahaan ''RUMAH ALAM''
|



PROPOSAL USAHA “
RUMAH KERAJINAN ALAM”
|
Tugas ini disusun untuk melengkapi
tugas kewirausahaan
|
|
DISUSUN OLEH :
|
-ASTI WAHYUNINGTYAS (05)
-BERLIANA RAMADHANTY (07)
-ERISA GUSTIANI (16)
-IVON MAYSAROH (19)
|
SMK TUNAS HARAPAN PATI
|
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
|
|
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Tingginya
kepedulian masyarakat terhadap isu global warming, secara tidak langsung
mempengaruhi minat konsumen untuk mulai beralih ke produk-produk yang tentunya
ramah lingkungan. Kondisi inilah yang dimanfaatkan para pengrajin untuk saling
berlomba menciptakan aneka macam kerajinan daur ulang untuk menarik minat para
konsumennya. Salah satu peluang bisnis yang bagus untuk dijalankan yaitu
mengangkat limbah pelepah pisang yang dulunya tidak berguna menjadi karya seni
unik dan memiliki nilai ekonomi tinggi.
Dengan bermodalkan kreativitas yang tinggi untuk selalu berinovasi,kini kami mencoba limbah pelepah pisang yang dulunya terbuang kini bisa diubah menjadi peluang bisnis baru yang menghasilkan untung besar bila dapat merubahnya menjadi kerajinan yang menarik bagi konsumen. Bahkan tidak sedikit jumlah pengrajin souvenir cantik di Indonesia yang membuat karya dari bahan berbagai limbah yang kini telah berhasil mengantarkan produknya menembus pasar dunia serta menciptakan lapangan kerja baru untuk mengurangi angka pengangguran di negara kita.Hal ini tentunya menjadi bukti kuat bagi kami, bahwa pada dasarnya memulai suatu usaha bisa dilakukan dengan berbagai cara.
Dengan bermodalkan kreativitas yang tinggi untuk selalu berinovasi,kini kami mencoba limbah pelepah pisang yang dulunya terbuang kini bisa diubah menjadi peluang bisnis baru yang menghasilkan untung besar bila dapat merubahnya menjadi kerajinan yang menarik bagi konsumen. Bahkan tidak sedikit jumlah pengrajin souvenir cantik di Indonesia yang membuat karya dari bahan berbagai limbah yang kini telah berhasil mengantarkan produknya menembus pasar dunia serta menciptakan lapangan kerja baru untuk mengurangi angka pengangguran di negara kita.Hal ini tentunya menjadi bukti kuat bagi kami, bahwa pada dasarnya memulai suatu usaha bisa dilakukan dengan berbagai cara.
Oleh karena
itu, kami akan mencoba sebuah usaha pemanfaatan limbah dengan menggunakan
pelepah pisang yang dibuat menjadi macam – macam tempat pensil
menarik dengan berbagai bentuk, yang mana saat ini kotak pensil merupan barang
yang sangat di butuhkan oleh berbagai kalangan baik pelajar,karyawan, bahkan
perusahaan-perusahaan dan lain-lain. Dengan adanya inovasi baru tempat pensil
dari limbah pelepah pisang kami berharap akan menarik minat para konsumen.
Selain karena bentuk yang akan dibuat unik dan menarik mungkin dan bahannya
juga yang ramah lingkungan. Sehingga secara tidak langsung juga akan mengajak
masyarakat mengurangi limbah dan mencegah semakin memburuknya global warming
serta mempertinggi rasa cinta terhadap lingkungan.
1.2 TUJUAN
Adapun tujuan
dari pendirian usaha ini adalah:
1) Berperan
aktif dalam bidang bisnis dan kewirausahaan,
2) Menciptakan
inovasi baru yang bermanfaat bagi masyarakat
3) Menciptakan
kebutuhan masyarakat dengan menghasilkan karya yang ramah lingkungan
4) Mengurangi
tingkat pengangguran
5) Mendapatkan
keuntungan atau laba.
1.3 VISI
DAN MISI
Visi :
Menciptakan
sebuah produk inovasi baru bagi masyarakat dengan menghasilkan produk
bermanfaat,unik,dan menarik yang ramah lingkungan.
Misi :
Menciptakan dan
menghasilkan produk yang bermanfaat dan berkualitas bagi masyarakat.
BAB II
ASPEK PERUSAHAAN
A. IDENTITAS
PERUSAHAAN
Nama :
Rumah Kerajinan Alam
Alamat :
Ds. Sidokerto RT6/1 Pati. Jawa tengah
B. IDENTITAS
PEMILIK
1.
Nama : -
Asti Wahyuningtyas
2.
Tempat Tanggal
Lahir : Pati, 16
Oktober 1998 3.
Agama : Islam
4.
Alamat
Rumah
: ds. Sidokerto RT6/1 pati
5. Nomor
Telepon : 085726607378
C. IDENTITAS
TENAGA KERJA
1. Nama : Erisa
Gustiani
Alamat
Rumah
: ds. Waturoyo margoyoso pati
Nomor
Telepon : 08563368061
2. Nama : Berliana Ramadhanty
Alamat : ds. Ngemplak margoyoso pati
Nomor
Telepon : 089676087344
3. 2. Nama : Ivon maysaroh
Alamat : ds. Ngablak cluwak pati
Nomor
Telepon : 081325542333
D. INFORMASI
TENTANG USAHA
Usaha kami
bergerak di bidang produksi yang menghasilkan berbagai aneka tempat pensil yang
terbuat dari pemanfaatan limbah yaitu pelepah pisang. Sebelum kami menjalankan
perusahaan yang kami rencanakan ini, maka kami harus mempunyai modal usaha.
Untuk merencanakan pemasaran, perusahaan kami akan mempromosikan dan
mendistribusikan produk kami melalui berbagai toko alat tulis, toko
souvenir/pernak pernik.
BAB III
RANGKUMAN EKSEKUTIF
3.1 Lokasi
Lokasi yang
dipilih merupakan tempat yang strategis di daerah dekat dengan kota sehingga
tidak sulit untuk menemukannya dan mudah dalam pemasaran selain itu di daerah
di tempat produksi banyak terdapat kebun pisang yang mana pelepahnya menjadi
bahan utama pada pembuatan barang produksi.
3.2 Ruangan
/ Tempat yang dibutuhkan
Ruangan /
Tempat yang dibutuhkan untuk membuka usaha produksi tempat pensil ini tidak
terlalu luas dan juga tidak terlalu sempit, yakni 1 ruangan ukuran 10m x 8m.
3.3. Waktu
Operasional
Waktu untuk
pembuatan produk kotak pensil dapat dilakukan kurang lebih 7 hari karena
pelepah pisang perlu di jemur terlebih dahulu kemudian baru di proses.
3.4. Kesan
/ Counter Style
Kesan yang akan
saya gunakan untuk memulai produksi adalah “siap berinovasi untuk masa depan”
sehingga saya akan selalu memiliki jiwa semangat untuk menghasilkan karya-karya
unik lainnya dalam pemanfaatan limbah yang berguna bagi masyarakat.
3.5. Konsep
Promosi
Membuat sebuah
display di pintu gerbang “Rumah Kerajinan Alam” dan mengandalkan
informasi dari pelanggan ke pelanggan serta menyediakan brosur promosi. Selain
itu saya akan menggunakan dunia internet,radio,surat kabar,dan majalah sebagai
media promosi agar dapat di jangkau masyarakat luas. Kemudian saya akan mencoba
bekerja sama dengan toko-toko sovenir yang ada di daerah wisata agar lebih
berkembang karena produk yang akan saya produksi terkesan jarang ditemukan
sehingga dapat menarik perhatian wisatawan.
3.6. Target
Pelanggan
Target
pelanggan tempat pensil dari pelepah pisang hasil produksi “Rumah Kerajinan
Alam” antara lain pelajar,karyawan kantor,kantor-kantor serta para
wisatawan yang berkunjung di daerah pati.
BAB IV
ASPEK BARANG PRODUKSI
4.1.
Produk yang dihasilkan

Semakin
tingginya minat masyarakat akan produk-produk unik dan menarik baik untuk
kebutuhan, hiasan, kado maupun oleh-oleh sehingga timbulnya kreatifitas membuat
produksi ini. Adapun kualitas atau mutu produk yang kami hasilkan memiliki
beberapa keunggulan:
· Bermacam-macam
bentuk dan ukurannya yang unik dan menarik
· Terbuat
dari bahan yang ramah lingkungan
· Harga
yang terjangkau
· Kualitas
dan mutu yang berkualitas
· Tidak
hanya di produksi sebagai tempat pensil tetapi juga kotak tissue.
4.2.
Ruang Lingkup Usaha
Ruang lingkup lingkup
usaha produksi kami rancang dengan sebaik mungkin karena semua itu bisa
berpengaruh terhadap maju mundurnya perusahaan, maka dari itu kami berusaha
meghasilkan suatu produks yang terbaik untuk konsumen.
4.3. Sumber-sumber
Produk / Bahan
Untuk sumber-sumber
bahan produksi, kami mengambil bahan baku utama dengan membeli pelepah pisang
dari kebun pisang warga sekitar. Sehingga kami secara langsung mengetahui
kualitas dari pelepah pisang tersebut.
4.4.
Proses Produksi
Proses produksi
yang kami jalankan dalam”RUMAH KERAJINAN ALAM” ini dapat dilihat pada proses
pembuatan sebagai berikut :
KOTAK PENSIL
DARI PELEPAH PISANG
Alat dan
Bahan :
● Pelepah Pisang
● Kertas karton (dibuat pola bentuk tabung, kubus dan balok)
● Biji-bijian kering/bunga kain (penghias)
● Pensil
● Lem dengan daya lekat tinggi
● Gunting
● Pelepah Pisang
● Kertas karton (dibuat pola bentuk tabung, kubus dan balok)
● Biji-bijian kering/bunga kain (penghias)
● Pensil
● Lem dengan daya lekat tinggi
● Gunting
● Cairan
melamin
● Penggaris
● Penggaris
● Plastik
kemasan
● Pita
emas
Cara Membuat :
Siapkan pelepah
pisang yang sudah kering (untuk proses pengeringan bisa dilakukan dengan cara
diangin-anginkan), kemudian pelepah pisang ditempelkan pada kertas karton yang
sudah dibentuk menjadi tabung.
Proses
pengeleman bisa Anda lakukan dengan menggunakan perekat yang cukup kuat,
misalnya saja menggunakan lem fox atau membuat lem sendiri dari tepung pati.
Selanjutnya
diamkan beberapa menit agar pelepah pisang menempel dengan kuat dan lem yang
digunakan telah sepenuhnya mengering.
Bila sudah
kering, Anda bisa menghias tempat pensil tersebut dengan menggunakan
biji-bijian kering, atau menggunakan hiasan dari tempurung kelapa untuk
menambah kesan etnik dan menarik pada produk kerajinan yang Anda buat.
Lumuri tempat
pensil dengan cairan melamin agar warnanya lebih mengkilat, lalu keringkan.
Produk siap
dikemas dan dipasarkan.
BAB V
ASPEK PASAR
5.1.
Prespektif Masa Depan Usaha
Dengan adanya
usaha produksi dengan inovasi baru dengan pemanfaatan limbah alami secara
sederhana, saya yakin usaha akan terus maju karena selain produksi yang di
hasilkan sangat banyak di butuhkan. Tempat pensil dari pelepah pisang sangat
unik dan jarang ditemukan, disamping itu usaha semacam ini akan sangat di
dukung oleh masyarakat dan pemerintah karena bahannya yang ramah lingkungan dan
tidak mempengaruhi lingkungan. Kemudian dengan adanya pendistribusian di area
wisata akan semakin mempercepat pemasaran dan semakin mendorong terciptanya
inovasi-inovasi baru lainnya dari pelepah pisang.
5.2.
Analisis Persaingan
Berdasarkan
pemantauan dan hasil survey yang ada bahwa di daerah Jombang belum pernah ada
ditemukan adanya produksi kerajinan yang terbuat dari pelepah
pisang. Disamping itu diluar kotapun masih terkesan jarang adanya barang-barang
yang terbuat dari pelepah pisang, adapun usaha yang menggunakan pelepah pisang
yaitu bunga hias. Sehingga saya membuat inovasi yang berbeda yaitu tempat
pensil yang terbuat dari pelepah pisang.
5.3.
Segmentasi Pasar yang akan dimasuki
Rumah Kerajinan
Unik yang menghasilkan kotak pensil dari pelepah pisang ini memiliki konsep
untuk memanfaatkan kembali limbah dari pohon pisang yang umurnya sudah tua dan
tidak dapat berproduksi untuk menghasilkan buah pisang lagi, sehingga saya
mencoba memanfaatkanya. Karena di daerah produksi banyak terdapat bahan baku
harga bahan menjadi lebih murah, sehingga produksipun tidak terlalu memakan
banyak biaya. Dengan biaya produksi yang tidak terlalu mahal hanya saja
membutuhkan ktrampilan,sehingga harga pejualanpun tidak terlalu mahal dan dapat
di jangkau oleh semua kalangan. Pada awalnya tempat pensil sudah banyak di
jumpai di mana saja baik yang terbuat dari plastik,kayu dan sebagainya.
Sehingga saya mencoba untuk membuat inovasi baru sehingga yatu membuat kotak
pensil yang terbuat dari pelepah pisang yang kini tidak hanya lumrah di gunakan
sebagai tempat alat-alat tulis tapi juga sebagai hiasan ataupun kado untuk
teman dan kerabat.
BAB VI
ASPEK PEMASARAN
6.1.
Penetapan Harga
Harga yang akan
dikenakan adalah harga yang diperkirakan akan terjangkau oleh masyarakat
sekitar. Setelah memperhitungkan dengan cukup matang, akhirnya kami tetapkan
sebagai harga awal berikut adalah tabel harga jasa produk yang ditawarkan.
adapun untuk selanjutnya harga akan disesuaikan dengan perkembangan
selanjutnya.
No.
|
Jenis
Produk
|
Harga
ukuran kecil
|
Harga
ukuran besar
|
1
|
Kotak pensil berdiri
|
Rp 7.500,00
|
Rp 12.500,00
|
2
|
Kotak pensil segiempat
|
Rp 7.500,00
|
Rp 12.500,00
|
3
|
Kotak Pensil Multifungsi
|
Rp 10.000,00
|
Rp 15.000,00
|
4
|
Kotak Tissue
|
Rp 7.500,00
|
Rp 12.500,00
|
6.2.
Pelaksanaan Distribusi dan Strategi Promosi
Untuk
memasarkan produk kerajinan pelepah pisang, kami akan memulainya dengan
menitipkan hasil produksi ke beberapa galeri kerajinan maupun toko
pernak-pernik yang ada disekitar lokasi usaha saya. Kemudian
mendistribusikannya ke area wisata Selain menjalankan strategi
pemasaran tersebut, saya juga bisa mempromosikan produk melalui kegiatan
pameran maupun bazar UKM yang diselenggarakan pihak pemerintah atau swasta.
Dengan rutin mengikuti kegiatan pameran dan bazar produk kerajinan, maka
peluang Anda untuk mendapatkan pangsa pasar baru semakin terbuka lebar dan
produk sehingga saya pun semakin dikenal banyak orang. Beriklan di media massa
seperti di surat kabar, majalah-majalah, radio dan televisi lokal, serta
memanfaatkan media internet menjadi strategi promosi yang cukup efektif untuk
menjangkau konsumen yang lebih luas. Dengan bantuan internet yang tanpa batas,
bahkan Anda bisa memasarkan produk kerajinan tersebut hingga ke berbagai
pelosok daerah. Sehingga tidak menutup kemungkinan Anda bisa merekrut agen-agen
pemasaran di berbagai daerah untuk memperlancar distribusi produk kerajinan
pelepah pisang. Semakin luas pemasaran yang dijangkau, maka semakin besar pula
peluang Anda untuk mendapatkan untung besar setiap bulannya.
BAB VII
ASPEK RISIKO
7.1. Evaluasi tentang kelemahan Usaha (Analisis SWOT)
Ø Strength (Kekuatan)
1. Bertanggung jawab, disiplin kerja, kreatif
dan inovatif
2. Dapat menghasilkan produksi yang unik dan
menarik
3. Memberikan inovasi yang kreatif
4. Menjual produk yang berkualitas
|
Ø Weaknes (Kelemahan)
1. Persaingan pasar dengan pengusaha
kerjinan lain
2. Adanya perubahan cuaca dari musim
kemarau ke musim penghujan.
|
Ø Oportunity (Peluang)
1. Dengan tetap manjaga mutu
dan kualitas produk, kami yakin kami
dapat bersaing walaupun harus bersaing
dengan pengrajin yang lain.
2. Saat ini masih belum ada
pengerajin yang membuat kerajinan pelepah pisang di daerah Pati maupun
sekitarnya.
|
Ø Threaty (Ancaman)
Munculnya Perusahaan - perusahaan baru yang sejenis yang berusaha
menyaingi
perusahaan kami, dengan bentuk inovasi lainnya.
|
7.2.
Gambaran tentang Masa Kini
Beberapa
kendala bisnis yang sering dihadapi dalam memproduksi pelepah pisang
yaitu tingkat persaingan pasar di bidang industri
kerajinan yang semakin hari kian melesat hebat. Bahkan persaingan pun tidak
hanya datang dari pengrajin produk sejenis, namun juga dari produk kerajinan
lainnya yang saling berlomba merebut perhatian pelanggan. Kendala berikutnya
yang sering dihadapi yaitu lamanya proses pengeringan pelepah pisang
yang masih tergantung dengan cuaca di sekitar lokasi usaha. Memanfaatkan
bantuan sinar matahari untuk proses pengeringan bahan baku, hal ini dipilih
pengrajin karena selain biayanya yang sangat murah, kualitas warna yang
dihasilkan juga akan berbeda bila pengeringannya dilakukan dengan cara buatan
(misalnya disetrika atau dipanaskan dengan alat lain).
BAB VIII
ASPEK KEUANGAN
8.1. SUMBER
– SUMBER PERMODALAN
Sebagai sumber
awal mula pendirian usaha” Rumah Kerajinan Unik” yaitu
dari pemilik distro sendiri.
8.2 ANALISA
PERMODALAN PRODUKSI USAHA
Modal
awal
Kertas
karton (
Rp 2.500,00 x 5 lbr
) Rp. 12.500,-
Pepelah pisang basah (Rp 250,00 x 5 lbr ) Rp. 1.500,-
Pepelah pisang basah (Rp 250,00 x 5 lbr ) Rp. 1.500,-
Lem
perekat Rp. 15.000 ,-
Hiasan Rp. 20.000 ,-
Pita
emas Rp. 5.000,-
Gunting Rp. 10.000,-
Penggaris Rp. 5.000,-
Pensil
lukis Rp. 10.000,-
Plastik kemasan Rp. 10.000,-
Cairan
milamin Rp. 20.000,- +
TOTAL Rp. 109.000,-
TOTAL OMSET
PENJUALAN
Nama barang
|
Jumlah
|
Hasil penjualan
|
Kotak pensil berdiri ukuran besar
|
12.500 x 5 pcs
|
Rp 62.500
|
Kotak pensil
berdiri ukuran kecil
|
7.500 x 2 pcs
|
Rp 15.000
|
Kotak pensil segiempat ukuran
kecil
|
7.500 x 5 pcs
|
Rp 37.500
|
Kotak pensil
multifungsi ukuran besar
|
15.000 x 3 pcs
|
Rp 45.000
|
Kotak pensil multifungsi ukuran
kecil
|
10.000 x 5 pcs
|
Rp 50.000
|
Kotak tissue
besar
|
12.500 x 2 pcs
|
Rp 25.000
|
Kotak tissue kecil
|
7.500 x 5 pcs
|
Rp 37.500
|
Total omset
sekali produksi
|
Rp 272.500
|
|
Jadi 2 kali produksi dalam satu
bulan
(Rp 272.500 x 2)
|
Rp 545.000
|
Biaya
operasional per bulan
(Dalam 2 kali
produksi tiap bulan)
Bahan baku per bulan Rp 30.000,-
Biaya transportasi Rp 50.000,-
Biaya promosi dan advertising Rp 50.000,-
Biaya transportasi Rp 50.000,-
Biaya promosi dan advertising Rp 50.000,-
Gaji
karyawan Rp 100.000,-
Total Rp 230.000,-
Laba bersih per
bulan :
Rp 272.500,00 - Rp 230.00o,00 = Rp 42.500
Rp 272.500,00 - Rp 230.00o,00 = Rp 42.500
BAB IX
PENUTUP
Demikian
penyusunan proposal ini kami buat dan berharap dapat mengembangkan usaha ini
dengan inovasi dan kreatifitas yang lebih tinggi. Yang mana dapat
mengasilkan produk yang bermanfaat bagi masyarakat tanpa harus mengganggu
lingkungan. Semoga usaha yang akan kami kembangkan ini dapat di terima oleh
masyarakat.
kami akan
berusaha semaksimal mungkin menciptakan produk yang berkualitas dan bermutu
untuk masyarakat dengan hasil karya yang menarik dan unik serta bermodalkan strategi
pemasaran yang baik kami yakin bisa membawa usaha kerajinan kami ini hingga ke
luar negeri.
Apabila di
dalam penulisan proposal ini ada kekurangan maupun kesalahan yang tidak
disengaja kami mohon maaf dan terima kasih.
Langganan:
Postingan (Atom)
Legenda Tangkuban Perahu
Nama : Nayla Putri Yuantika Humaira Azalia Sasi Ramadhanesya Gunung Tangkuban Perahu Dahulu kala ada seorang raja yang bernama Sumbing...
-
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kata ‘drama’ berasal dari kata Greek (bahasa yunani) ‘dralen’ yang diturunkan da...
-
A sal – U sul D esa S idokerto Pati Desa Sidokerto terletak di kecamatan Pati kabupaten Pati provinsi jawa tengah Indonesia. P...
-
Resensi Film Judul Film : Teacher’s Diary Kid Teung Wittaya (dalam Bahasa Thai) Director ...